YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kembali menjadi tuan rumah Kontes Robot Indonesia (KRI) Nasional pada 10-13 Juli 2018. Sebelumnya pada 2015 UMY berhasil menyelenggarakan kontes robot paling bergengsi di Indonesia tersebut.
Wakil Rektor UMY Hilman Latief, PhD mengatakan, terpilihnya kembali UMY sebagai tempat penyelenggaraan KRI Nasional ini merupakan hal yang sangat membanggakan. “Ini sekaligus menjadi bukti bahwa UMY dipercaya untuk menyelenggarakan sebuah event berskala nasional,” tutur Hilman.
Penyelenggaraan KRI Nasioal 2018 merupakan kerja sama Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) RI dengan UMY. Kontes kecanggilan robot tersebut diikuti 91 tim dari 43 perguruan tinggi terbaik se-Indonesia, yang sebelumnya telah lolos dalam KRI tingkat Regional 2018.
Menurut Hilman, salah satu hal yang membuat UMY kembali diberi amanah untuk menggelar KRI Nasional adalah karena UMY juga sempat sukses menggelar The Asia-Pacific Robot Contest (ABU Robocon) yang diikuti oleh mahasiswa dari 18 negara pada Agustus 2015. Acara internasional tersebut merupakan hasil kerjasama Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dikti), satasiun TV Jepang NHK dan TVRI.
Rangkain persiapan Kompetisi Robot Nasional sudah dimulai mulai dari kedatangan, registrasi peserta, hingga welcoming dinner, Technical Meeting (TM), termasuk salah satunya bagi peserta kategori Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI). TM ini sendiri bertujuan untuk mereview ulang aturan yang sudah ditetapkan oleh juri.
“Adanya technical meeting ini sebenarnya untuk mereview aturan yang sudah kami bagikan kepada peserta sejak bulan Oktober tahun lalu. Dan diharapkan pada TM kali ini peserta yang masih belum paham dengan aturan yang sudah ada dapat ditanyakan, sehingga mereka bisa menyesuaikan aturan yang sudah dibuat,” ungkap Gigih Prabowo selaku Juri sekaligus pembicara dalam TM KRSTI, Rabu (11/7).
Bertempat di Gedung K.H Ibrahim lantai dua UMY, TM KRSTI diikuti oleh 14 peserta lomba KRI. Gigih menyampaikan terkait dengan kualifikasi robot seperti tinggi dan bobot, posisi arena yang terdiri dari Zona A, B, C, dimana setiap zona tersebut robot harus bisa berganti gaya sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan dengan waktu tampil selama empat menit. Pada kategori KRSTI, pertandingan akan dilaksanakan dengan tiga putaran. Putaran pertama sebagai babak penyisihan, putaran kedua untuk tim delapan besar dan kemudian putaran ketiga akan menampilkan empat besar terbaik yang nantinya menjadi juara satu, dua, tiga dan harapan.
Dengan mengambil tema penari Remo dari Jawa Timur, kategori KRSTI tahun ini akan diikuti oleh 14 tim dari seluruh Indonesia. Gigih menyampaikan bahwa dari 14 tim yang dinyatakan lolos ke perlombaan nasional, telah direview kembali aturan pokok yang kadang belum sesuai seperti ukuran robot dan sistem informasi yang dikirim dari robot ke juri. Dengan harapan pada lomba nasional kali ini sudah bisa sesuai dan peserta pada tingkat regional yang nilainya kurang, bisa diperbaiki dan lebih baik pada pertandingan nasional.
Di akhir TM Gigih berpesan kepada seluruh peserta agar nantinya bisa melakukan yang terbaik untuk KRI tahun ini dan bisa membawa hasil yang maksimal bagi timnya. “Mudah-mudahan acara KRI tahun ini bisa berjalan lancar dan peserta bisa melakukan yang terbaik. Menang dan kalah adalah hal yang wajar dalam perlombaan, yang terpenting saat ini adalah pengalaman dan ilmu yang bisa kalian peroleh melalui KRI ini,” ungkapnya.
Ke-14 tim tersebut, tim robotik DAGO CONCORDIA (Institut Teknologi Bandung), VI-ROSE (Institut Teknologi Sepuluh November), ERISA (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya), PAGARUYUANG (Politeknik Negeri Padang), CMCS_Art (Politeknik Negeri Ujung Pandang), ROBOGEN (STMIK Mitra Lampung), LANANGE JAGAD (Universitas Ahmad Dahlan), NAKULA – NAYAKA (Universitas Brawijaya), ALFAN (Universitas Gadjah Mada), AZZAHRALY (Universitas Negeri Surabaya), ROSEMERY (Universitas Negeri Yogyakarta), EURO ARTE (Universitas Sam Ratulangi), JAN’NAH (Universitas Semarang), dan BADAYA_SAS (Universitas Telkom Bandung). (ns/rzq)