SEOUL, Suara Muhammadiyah – Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan oleh Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Korea Selatan Andhika Respati Hascarya. Andhika berhasil menyesaikan pasca sarjana pada Master’s Program for Future Global Leaders in Environmental Policy (MGLEP ) di Universitas of Seoul.
Andhika lulus dengan cumulative GPA 4.31 dari total nilai 4.50 (97.1%) sekaligus mendapat penghargaan lulusan terbaik. Ia juga memperoleh penghargaan khusus yang ditandatangani langsung oleh Menteri Lingkungan Korea, Mr Kim Eunkyung atas sederet prestasi yang telah diraih selama dua tahun studi di Korea.
Ia merasa bersyukur atas pencapaiannya tersebut karena perjuangan studi di negeri gingseng tidaklah mudah, banyak tantangan dan hambatannya. “Alhamdulillah bisa dapat lulus dengan membanggakan dan yang cukup mengagetkan ternyata kemarin saya memperoleh penghargaan langsung dari Kementrian Lingkungannya Korea,” ungkap Andhika, Jum’at (20/7)
Penelitian tesis Andhika mengangkat tema kebijakan kantong plastik tidak gratis, di mana fenomena yang terjadi di Indonesia penggunaannya sangat masif. Di negara maju seperti Korea, katanyanya, masyarakat harus membayar jika mau menggunakan kantong plastik atau tas belanja
Menurut catatan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2016, masyarakat memakai rata-rata 3-4 lembar plastik dalam satu kali transaksi, padahal penggunaanya hanya 15 menit dari tempat belanja ke rumah kemudian dibuang jadi sampah.
“Sementara sampahnya jika kita buang secara sembarangan memberikan dampak buruk yang sangat besar, termasuk habitat bila tertelan oleh satwa, pencemaran di sungai, laut dan lain sebagainya,” tutur Staf Hubungan Masyarakat KLHK RI tersebut.
Rekomendasi penelitannya yaitu perlu perubahan perilaku masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanja. Indonesia pernah mengeluarkan kebijakan uji coba kantong plastik berbayar tahun 2016, lanjutnya, efeknya positif namun tidak dilanjutkan.
“Apakah perlu kita menggunakan kantong plastik yang begitu banyak, apakah tas reusable bisa menjadi kebiasaan kita, intinya adalah merubah perilaku masyarakat,” tandas Andhika.
Sebelumnya, Andhika menuturkan, sempat menjadi pembicara dalam konferensi internasional tentang kebijakan lingkungan dengan mengangkat tema Hutan Indonesia sebagai Solusi Perubahan Iklim (Global Warming) pada tahun 2016. Selain itu, pada April 2018 Andhika terpilih sebagai The Best Presenter dalam sebuah Seminar Internasional oleh Korean Planning Association yang diikuti berbagai pakar dari berbagai negara, termasuk presentasi di hadapan profesor dari Amerika dan Inggris.
Kemudian alumni Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut menyampaikan, melalui momen-momen presentasi, seminar maupun workshop di Korea dimanfaatkan untuk mengangkat serta mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui jalur akademik.
Kementrian Lingkungan Korea, menurut penuturan Andhika, mengapresiasi penelitiannya dan diharapkan dapat berdampak positif bagi pengambilan kebijakan, serta dengan senang hati bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam berbagai program-program pemerintah, khususnya di sektor lingkungan. Selain itu, semoga menjadi inspirasi untuk mendorong anak muda mengurangi sampah plastik, serta mengubah pola hidup ramah lingkungan sebagai lifestyle.
Meskipun sebagai Ketua PCIM Korea, Andhika menyampaikan, kegiatan organisasi dan dakwah Muhammadiyah di Korea tidak menghambat studinya. “Bagaimana kita berprestasi dalam bidang apapun yang kita jalani untuk bersama-sama menebarkan kebaikan,” pungkasnya.(Rizq)