YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kader ulama tarjih Muhammadiyah dituntut mempunyai empat bekal sebelum berdakwah di daerah. Empat bekal tersebut diberikan dalam kegiatan Pembukaan Baitul Arqam Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta di Gedung Dakwah Al-Quran Team Tadarus AMM Yogyakarta, Senin (23/7).
Mudir PUTM Yogyakarta Dahwan Muchrodji mengatakan, kader ulama tarjih Muhammadiyah harus mempunyai ideologi Islam dalam faham Muhammadiyah agar tidak mudah goyah dalam menghadapi isu dan polemik yang ada di daerah. Muhammadiyah mempunyai ciri manhaj tajdid yang berarti purifikasi dalam hal ibadah. Juga mempunyai karakteristik tajdid yang bermakna dinamis dalam hal muamalah, sehingga akan lues dalam permasalahan yang akan dihadapi tapi juga tegas dengan nalar agama.
Kedua, kader ulama tarjih Muhammadiyah juga perlu menunjukkan karakter sebagai seorang ulama dengan keilmuan yang sudah diapadat untuk menjadi senjata dakwah di daerah. Ketiga, bekal yang harus dibawa ketika berjuang di daerah adalah inovasi, yakni mempunyai terobosan-terobosan untuk gerakan di Amal Usaha Muhammadiyah. Mengembangkannya di bidang ideologi, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. “Ada upaya untuk tampil sebagai inisiator sehingga menjadi panutan masyarakat,” ujar Dahwan.
Tidak hanya itu, Dahwan juga menyampaikan bahwa perlu adanya bekal ekonomi. Seorang ulama akan dihargai oleh jamaahnya ketika mempunyai ekonomi mandiri. Jangan sempai seorang kader bergantung pada masyarakat, sehingga masyarakat tidak akan menghargainya. “Orang yang aktif sebagai kader Muhammadiyah itu tidak harus kaya tapi juga tidak harus meminta-minta,” tutup Dahwan mengutip perkataa Buya Syaafii Maarif.
Sementara itu, Ketua Pengurus Badan Pelaksana Harian (BPH) PUTM Drs Fahmi Muqoddas, MHum mengatakan bahwa kegiatan Baitul Arqam ini dapat menjadi bekal bagi para kader tarjih untuk membimbing umat Islam dan umat Muhammadiyah di medan dakwah kelak. Dalam perjalanannya, PUTM bergerak dalam rangka untuk memenuhi dan menyiapkan kader ulama di tubuh Muhammadiyah. “Gerakan PUTM merupakan gerakan untuk memenuhi kekurangan ulama di MUhamadiyah,” kata Fahmi.
Selain itu, kader tarjih Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi penggerak untuk dakwah di ranting-ranting, daerah-daerah. “Supaya bisa menjadi tempat pembuktian ulama Muhammadiyah,” pungkas Fahmi.(Aji)