YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) pada 31 Juli 2018 berusia 55 tahun. Salah satu Organisasi Otonom (Ortom) Persyarikatan lintas generasi tersebut telah hadir di berbagai negara menyebarkan dakwah melalui bela diri.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci Afnan Hadikusumo, Tapak Suci memang telah mendunia, kini sudah berkembang di banyak negara seperti di Singapura, Taiwan, Brunei Darussalam, Taiwan, Mesir, dan Aljazair. “Kemudian di Eropa seperti Perancis, Jerman, Austria, Belanda banyak yang belum beragama Islam, tapi TS sudah mewarnai di situ,” kata Afnan.
Sejarahnya, ungkap Afnan, ketika dulu berdirinya Tapak Suci pada 31 Juli 1963 banyak warga Muhammadiyah yang berlatih silat di mana-mana, muncullah ide dari warga Muhammadiyah di Kauman kemudian pendekar-pendekar pencak silat itu mendirikan Pencak Silat Tapak Suci.
“Bergabunglah orang-orang yang simpati kepada Muhammadiyah ikut Tapak Suci. Karena banyak kader Muhammadiyah yang aktif di pencak silat yang lain, maka ditulislah Putera Muhammadiyah. Itulah identitas, mereka bangga dengan Kemuhammadiyahannya itu,” imbuh Anggota DPD RI dari DIY tersebut.
Untuk meningkatkan mutu pesilat, masih menurut Afnan, TSPM pertama akan membuat padepokan di Sanden, membangun kantor yang representative (kelasnya internasional), dan akan mengembangkan pencak silat yang ada di luar negeri menjadi pencak silat yang unggul dari sisi martial art (seni bela diri). “Di Taiwan itu, kalau orang melihat ada kung fu, ada juga taichi, tapi Tapak Suci banyak diminati di sana,” pungkasnya.(Rizq)