METRO, Suara Muhammadiyah – Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam sepak terjangnya adalah perguruan tinggi swasta yang lebih unggul dibanding Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya baik dari Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT)-nya maupun Akreditasi Program Studinya.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Lincolin Arsyad, MSc, PhD dalam Rapat Kerja Tahunan dan Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) Tahun Anggaran 2018/2019 Universitas Muhammadiyah Metro di gedung Hubungan Masyarakat dan Internasional, Selasa (31/7).
Lincolin menyebutkan ada empat karakteristik Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang unggul. Pertama Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi mulai dari pimpinan PTM, dosen, mahasiswa, ataupun tenaga kependidikannya. “Saya tekankan kepada UM Metro termasuk di PTM lainnya, yang harus jadi kunci dalam perguruan tinggi adalah kualitas. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa muslim itu harus berkualitas tinggi mulai dari perintah untuk menjadi umat yang utama dan yang lainnya”.
“Oleh karena itu, saya juga menghimbau kepada dosen UM Metro yang masih terpaku di jabatan asisten ahli agar segera mengurus lektornya. Saya beritahu bahwa untuk menjadi lektor dari asisten ahli tidak susah, anda cukup menggunakan satu artikel yang diterbitkan di jurnal lokal yang terakreditasi,” himbaunya.
Kedua, menurut Lincolin yaitu penerapan good university governance secara totalitas dan konsisten di bidang akademik, keuangan dan SDMnya. “Terus kembangkan budaya mutu. Bekerja secara perfeksionis, jangan bekerja minimalis. Maksimalkan semuanya agar memajukan PTM. Kelemahan kita selama ini yakni kurang detil. Kita kurang detil dalam hal-hal kecil, sehingganya tidak jarang kita mengabaikan aspek yang cukup penting demi kemajuan PTM.”
“Di bidang keuangan, Perguruan Tinggi yang baik adalah jika pendapatan perguruan tinggi dari mahasiswa hanya sebesar 30%, sementara yang 70% didapat dari perekonomian yang dikelola oleh usaha, misalnya usaha kantin yang dikelola oleh kampus sendiri dan usaha-usaha lainnya yang sifatnya profit,” jelasnya.
Ketiga, adalah memiliki sarana dan prasarana yang cukup serta adanya sarana pendukung baik dari segi gedungnya yang futuristik seperti gedung yang sedang kita tempati ini atau setidaknya gedung yang memadai. “Untuk dosennya, silahkan dialokasikan dana khusus sebagai pendukung berupa penghargaan bagi dosen yang berhasil mempublikasikan artikelnya di jurnal yang terindeks scopus,” tandas Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM tersebut.
Keempat, adalah sumberdaya keuangan yang cukup dan jejaring yang luas. “Jejaring atau networking ini sangat penting mengingat kita bergerak dalam dunia layanan jasa mulai dari kerjasama dengan perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, kerjasama kepada pihak-pihak yang dapat mengangkat nama baik UM Metro, dan kerjasama lainnya,” tegasnya.
Lincolin mengingatkan yang tak kalah penting dalam upaya mempertahankan eksistensi perguruan tinggi yaitu jangan pernah tinggalkan strategi marketing melalui pemasangan iklan. Dari dulu hingga saat ini pasar iklan sangat berpengaruh kepada meningkatnya mahasiswa.
“Pasang iklan apa saja keunggulan yang dimiliki UM Metro di setiap pojok daerah, jangan sampai kesannya malah biasa-biasa aja. Sehingga banyak orang yang tidak tahu keunggulan yang kita miliki. Perguruan Tinggi yang bagus adalah yang menganggarkan dana untuk promosi secara khusus, tentunya ditopang dengan kualitas yang mumpuni. Jika kualitas sudah ada maka kuantitas nanti akan mengikuti,” pungkasnya. (Al-Bayurie/Rizq)