Kampus Inklusif, Maba STKIP Muhammadiyah Kalabahi Mayoritas Beragama Kristen

Kampus Inklusif, Maba STKIP Muhammadiyah Kalabahi Mayoritas Beragama Kristen

Pengenalan Kehidupan Kampus STKIP Muhammadiyah Kalabahi (Dok Raspa)

ALOR, Suara Muhammadiyah – STKIP Muhammadiyah Kalabahi adalah salah satu kampus yang berada di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah.  Sudah tidak menjadi rahasia lagi, bahwa Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam yang bergerak dalam bidang  dakwah.  Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kejahatan (amar ma’ruf nahyi munkar).

Sebagai lembaga pendidikan, maka tentunya salah  satu unsur yang harus dipenuhi adalah adanya peserta didik (mahasiswa).  Maka selayaknya Perguruan Tinggi lainnya, STKIP Muhammadiyah Kalabahi juga membuka pendaftaran Mahasiswa Baru mulai dari bulan Maret hingga Agustus 2018 (terdiri dari 3 gelombang).

Ada sekitar 50 Mahasiswa Baru yang mendaftar dan lolos seleksi untuk masuk bergabung menjadi bagian dari Mahasiswa/mahasiswi STKIP Muhammadiyah Kalabahi tahun akademik 2018/2019. Yang menarik adalah sebagian besar Mahasiswa baru nya beragama non Islam (Kristen dan Khatolik).

Dalam sambutannya mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Alor Ishak Djawa menyampaikan bahwa kiprah Muhammadiyah dalam dunia pendidikan sudah sangat tua.  Termasuk di Kabupaten Alor Muhammadiyah sudah melahirkan banyak sekali lulusan Perguruan Tinggi.

“Tidak perlu khawatir untuk masuk sekolah bahkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Karena Muhammadiyah ingin menjadi bagian dari lembaga yang memberikan andil dalam lahirnya generasi-generasi pembaharu,” ungkap Ishak dalam Pembukaan Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus.

Urusan agama, menurutnya, adalah hak asasi yang tidak bisa dipaksakan, sehingga dalam hal mata kuliah Agama maka kebijakan kampus adalah mendatangkan dosen pendidikan Agama Kristen.

Pada kesempatan berikutnya, Yakin A Asikin selaku BAAK mewakili Pimpinan STKIP Muhammadiyah Kalabahi menyampaikan bahwa dengan memilihnya STKIP Muhammadiyah Kalabahi sebagai tempat belajar maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menata niat.

“Apa yang ingin dicari di STKIP Muhammadiyah Kalabahi”, begitu beliau memulai sambutannya.  Sebagai alumni pondok pesantren Modern Gontor, dengan meminjam slogan almamaternya ingin memberikan semangat kepada para mahasiswa baru untuk fokus terhadap niat dan tujuan perkuliahannya.

“Tetap fokus karena anda telah memilih STKIP Muhammadiyah Kalabahi sebagai tempat selanjutnya untuk mengembangkan kepribadian anda.  Sibukkan diri anda untuk menjadi bagian dari Catur Darma Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Pendidikan, Penelitian, Pengambdian Masyarakat dan al-Islam Kemuhammadiyahan),” urai Yakin.

Di tempat terpisah, tiga orang mahasiswa non muslim dipilih untuk memberikan testimoni.  Mereka adalah Yosefina Mai (Khatolik), Filarius Kamaleng (Khatolik) dan Ellen Mamai (Kristen).  Pada initinya mereka menyampaikan tidak ada sedikitpun ketakutan dalam diri mereka ketika masuk dalam kampus Muhammadiyah.

Hal tersebut karena sudah ada generasi sebelumnya dari mereka yang sudah lebih dulu belajar di kampus Muhammadiyah.  Bahkan, ibu dari salah seorang mahasiswa tersebut adalah merupakan lulusan dari kampus Muhammadiyah.

“Bagi saya tidak ada masalah tentang kebebasan beragama ketika bergabung dalam lembaga Muhammadiyah.  Saya adalah lulusan dari SMA Muhammadiyah, maka saya ingin sampaikan kepada teman-teman yang lain bahwa Muhammadiyah tetap menghargai kebebasan kita dalam beragama,” kata Ellen.(Raspa/Rizq)

Exit mobile version