LOMBOK, Suara Muhammadiyah– Para relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) bersama warga pengungsian korban gempa memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 dengan menggelar upacara di kamp pengungsian MDMC Desa Tanjung, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara pada Jumat (17/8).
Persiapan upacara bendera dilakukan sejak pukul 06.00 WITA. Setelah shalat subuh berjamaah, Tim SAR MDMC segera bergegas untuk menyiapkan dan merapikan lapangan pengungsian. Para relawan membuat tiang bendera dari bambu. Upacara dimulai pukul 08.00 pagi. Warga datang berduyun dengan penuh kebahagiaan.
Tiga utusan MDMC diberi mandat menjadi pengibar bendera. Yaitu Monika dan Sari yang merupakan tim medis dari MDMC kabupaten Bogor serta Elvira sebagai perwakilan tim medis dari Jepara. Tiga srikandi berprestasi MDMC ini sukses mengibarkan bendera merah putih di tanah yang ditimpa bencana beberapa waktu lalu. Penghormatan penuh makna tergambar saat mereka membentangkan sang merah putih. Suasana hening dan penuh haru.
“Dalam memperingati hari kemerdekaan ini, kita warga Lombok tertimpa oleh bencana gempa. Rumah kita semua rata dengan tanah. Haruskah kita menangisi keadaan? Bukan begitu saudara-saudaraku. Yang harus kita lakukan saat ini adalah saling merangkul, bekerjasama dan membangun semangat demi memulihkan keadaan kita semua. Terpuruk bukanlah solusi. Bangkitlah warga Lombok. Karena dengan bangkit kita akan mengawali semuanya dengan lebih baik. Semoga Allah selalu merahmati dan melindungi kita semua,” ungkap Tarman, selaku Pimpinan Cabang Muhammadiyah Desa Tanjung saat pidato kemerdekaan.
Seorang siswa kelas 4 SD, Dio mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. “Upacaranya panas kakak, tapi aku senang bisa upacara. Biasanya aku upacara di sekolah, tapi sekarang sekolahku runtuh dan aku libur. Aku gak tau kapan bisa masuk sekolah lagi. Aku senang disini karena banyak teman-teman,” ujarnya.
Sementara itu, relawan MDMC yang menjadi pengibar bendera, Sari menyatakan rasa kebahagiaan yang tiada tara bisa mengibarkan bendera di daerah yang sedang ditimpa bencana. Itulah jiwa nasionalisme yang diuji di saat dalam kondisi sulit. “Merdeka itu jiwa persaudaraan. Merah putih itu lambang keihlasan dan semangat. Ketika kamu tanya apa itu kemerdekaan dan merah putih bagi saya. Jawaban saya adalah sebuah jiwa persaudaraan yang dibentuk dengan keikhlasan dan penuh semangat,” kata Sari, relawan Muhammadiyah utusan Bogor. (ALK/ribas)