KAIRO, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bertolak ke Mesir dalam rangka mengembangkan kerja sama dengan berbagai institusi di Timur Tengah.
Rombongan yang mewakili Lembaga Pengelolaan dan Pengkajian Islam (LPPI) UMY itu terdiri dari Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Badan Pembina Harian UMY, Syamsul Anwar, Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Hilman Latief, Ketua LPPI UMY, Anggota LPPI UMY, Khaeruddin Hamsin, Miftahul Haq dan Mukhlis Rahmanto.
Kedatangan Rombongan disambut oleh perwakilan pengurus PCIM dan PCIA Mesir di Bandara, Ahad (26/8). Setelah itu, rombongan segera meluncur menuju KBRI Kairo dan melaksanakan courtesy call dengan Dubes LBBP RI untuk Mesir, Helmi Fauzi, dan atase pendidikan, Usman Syihab.
Dalam kunjungan selama kurang lebih enam hari tersebut, mereka juga mengadakan kunjungan ke Lembaga Riset Studi Islam milik Al- Azhar Al-Syarif (Majma’ Al-Buhuts Al-Islamiyah), Taha Jabir Ulwani Academy for Quranic Studies, International Institute of Islamic Thought (IIIT) dan juga Fakultas Qiraat al-Qur’an al-Karim – Universitas Al Azhar di Thanta.
Kunjungan itu adalah dalam rangka silaturahmi dan mengenal lebih dekat lembaga-lembaga tersebut, sekaligus langkah yang ditempuh dalam rencana pendirian pusat studi Al-Qur’an di UMY. Dalam kunjungan kali ini menghasilkan beberapa komitmen kerjasama dengan lembaga-lembaga di atas dalam berbagai bentuk, seperti visiting Professor, pengembangan SDM tenaga pengajar, pengembangan kurikulum bahasa Arab, hingga pengiriman mahasiswa.
Selain kunjungan ke lembaga-lembaga tadi, rombongan juga berkeliling ke toko-toko buku di seputaran Kairo guna memperkaya bahan pustaka yang dapat digunakan sebagai bahan pengkajian keilmuan Islam.
“Tujuan kami (UMY) ke Mesir adalah untuk ekspansi kerjasama dengan lembaga-lembaga di Timur Tengah. Sebelumnya kami telah menjalin kerjasama dengan berbagi lembaga di Asia Timur, maka kami ingin melakukan hal yang sama di Timur Tengah. Selain itu untuk meningkatkan kualitas dan mempertahankan akreditasi A yang telah dicapai UMY,” ungkap Hilman Latief yang juga ketua badan pengurus Lazismu Pusat.
Kunjungan tersebut ditutup dengan temu kader dengan para warga Muhammadiyah di Mesir di Markaz Dakwah Muhammadiyah PCIM Mesir, Jum’at (17/8). Temu kader yang bertajuk “Muhammadiyah dan Proyek di Abad Millenial” itu dihadiri oleh banyak warga Muhammadiyah dari generasi ke generasi.
“Yang perlu dimiliki generasi millenial adalah pertama, etos keilmuan. Karena mendongkrak peradaban tidak terwujud kecuali dengan semangat keilmuan generasinya. Kedua, etos ekonomi. Masyarakat Islam adalah sendi yang paling royal terutama dari segi ekonomi. Karena agama Islam adalah yang paling banyak sumber dayanya, paling luas penyebarannya dan paling lengkap dokumen sejarahnya. Ketiga, etos sosial. Dalam hal ini, generasi millenial punya peranan penting untuk menjaga barisan umat,” urai Syamsul Anwar.
Di sela-sela kegiatan rombongan di Mesir, PCIM Mesir juga mengadakan Dialog Ketarjihan bersama Syamsul Anwar membedah Manhaj Tarjih Muhammadiyah dengan dihadiri oleh para anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PCIM Mesir. Selain itu, mengadakan juga Kajian Online “Perkembangan Islamic Studies di Indonesia dan Gerakan Filantropi Islam” bersama Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Hilman Latief.(Muna Ni’ami/Riz)