Perguruan Tinggi Muhammadiyah Harus Jadi Penggerak Menerjemahkan Islam Berkemajuan

Perguruan Tinggi Muhammadiyah Harus Jadi Penggerak Menerjemahkan Islam Berkemajuan

foto: ppm

BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah mampu bertahan lebih dari seabad karena daya adaptasinya yang luar biasa di setiap babakan sejarah. Dukungan para penggeraknya dari kalangan Muslim terpelajar ikut serta menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan yang selalu membumi dan konstribusinya dinanti-nanti.

Di tengah kehidupan modern, Islam harus diejawantahkan menjadi agama yang adaptif bagi kehidupan masyarakat yang kompleks. Nilai-nilai agama harus menjiwai kehidupan. Dalam rangka ini, Muhammadiyah sebagai gerakan pembaruan yang memiliki pranata sosial modern dituntut selalu berperan aktif.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyatakan bahwa salah satu pranata sosial modern yang dimiliki oleh Muhammadiyah adalah institusi pendidikan berupa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Hal itu disampaikan Haedar dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Bidang Akademik Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, pada Jumat (31/8).

“PTM harus jadi center of excellence dan driving force atau kekuatan penggerak. Dua hal tersebut bukan hanya diksi semata, tapi lahir dari kehendak PP Muhammadiyah agar PTM dalam dirinya terus menjadi universitas yang unggul dan menjadi center of excellence, dan juga menjadi kekuatan penggerak Muhammadiyah yang terus menerjemahkan Islam berkemajuan melalui institusi pendidikan tinggi,” tuturnya.

Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus memiliki bekal untuk menjadi institusi yang kokoh, terutama bekal memahami ajaran Islam menurut manhaj Muhammadiyah, sehingga bisa memelihara keutuhan dan identitas Muhammadiyah. “PTM jangan lupa untuk mengaplikasikan Islam Muhammadiyah yang dicetuskan oleh Majelis Tarjih ke dalam dunia akademik. Ini agar kita mendidik dengan islam yang benar sesuai ajaran Muhammadiyah,” katanya.

Haedar mengingatkan bahwa paham Al-Islam dan Kemuhammadiyah harus menitikberatkan pada Islam substantif yang mendorong kemajuan peradaban, terhindar dari Islam simbolik atau sekadar atributif. Dengan landasan itu, maka PTM akan menjadi penggerak Islam Berkemajuan yang muaranya pada perbaikan kehidupan. “Kami berharap, dari PTM akan lahir pemikir  komprehensif yang sistemik  dan berperan memajukan umat dan bangsa,” ujar Haedar Nashir. (ribas/ppm)

Exit mobile version