JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan penandatanganan MoU antara direktur program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) Kemitraan Pemerintah Australia di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Selasa (4/9).
Penandatanganan dilakukan oleh Sekertaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti bersama Pimpinan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dengan direktur program INOVASI, Mark Heyward.
Jalinan kemitraan melalui program Inovasi tersebut dalam rangka memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa di sekolah-sekolah yang ada di berbagai kabupaten di Indonesia, terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi.
Mu’ti mengatakan, dengan melihat hasil-hasil penelitian, kualitas literasi di Indonesia masih rendah seperti kemampuan membaca (memahami teks), menulis (menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan), dan budaya literasi.
Menurutnya, rendahnya literasi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kurangnya bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kedua, kurangnya dukungan budaya oleh masyarakat dan kebijakan Pemerintah. “Masyarakat memandang Indonesia masih kuat dengan budaya dengar dan bicara,” imbuh Mu’ti.
Ketiga, masih menurutnya, metode pendidikan dan materi pembelajaran yang kurang tepat. “Hal ini sebagian karena kompetensi mengajar guru yang masih rendah.”
Oleh karena itu, lanjut Mu’ti, diperlukan program pelatihan yang memungkinkan guru meningkatkan kemampuan mengajar, menulis, dan mengembangkan pembelajaran yang mendukung kemampuan literasi murid. “Kemampuan literasi berpengaruh terhadap kualitas pendidikan karena setiap mata pelajaran menuntut kemampuan pemahaman teks.”
INOVASI dan Dikdasmen PP Muhammadiyah akan bekerjasama dengan guru, siswa, orang tua, kepala sekolah, pengawas, pemerintah kabupaten, dan pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan upaya rintisan atau terobosan (pilot).
Berbagai langkah akan dilakukan kedua pihak, seperti penelitian tindakan kelas, peningkatan kapasitas guru dalam melakukan penilaian dalam kelas dan memberi umpan balik kepada siswa, serta peningkatan sistem pelaporan dan umpan balik ke seluruh pemangku kepentingan, termasuk orang tua, terkait dengan pembelajaran dan kinerja siswa.
Mu’ti mengungkapkan, secara nasional, program INOVASI yang meliputi literasi, numerous, dan inklusi akan dilaksanakan di empat provinsi yaitu Jawa Timur, NTB, NTT, dan Kalimantan Utara. Untuk kerjasama dengan Muhammadiyah dilaksanakan selama 18 bulan di lima Kabupaten di Jawa Timur. Kedepannya diharapkan program Inovasi bisa dilaksanakan di wilayah lainnya seluruh Indonesia.(Riz)