BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah melalui Majelis Lingkungan Hidup dan Penaggulangan Bencana (MLH PB) ambil bagian dalam kampanye gerakan mewujudkan Indonesia bebas energi fosil dan beralih ke energi terbarukan.
Ikhtiar untuk mewujudkan hal tersebut, MLH PB ‘Aisyiyah menggelar diskusi publik Rise for Climate “Penghematan Energi dalam Program Eco Masjid dan Shadaqah Sampah” di Masjid Al Muharram, Kasihan, Bantul, Sabtu (8/9).
Founder Gerakan Shadaqah Sampah Kampung Brajan, Ananto Isworo, hadir menjadi narasumber. Ia mengungkapkan pentingnya gerakan jamaah dakwah jamaah (GJDJ) melalui gerakan shadaqah sampah berbasis eco masjid.
Acara dihadiri Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pimpinan Daerah, Cabang, Ranting ‘Aisyiyah, pemerhati lingkungan hingga masyarakat umum.
Ananto mengatakan, program eco masjid telah dicanangkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) pada November 2017. Tetapi, menurutnya, Masjid Al Muharram telah memulainya pada 9 Juli 2013.
Ia mengungkapkan, terdapat enam program eco masjid yang dijalankan Masjid Al Muharram. Pertama, bangunan atau arsitektur ramah lingkungan untuk menyerap angin dan cahaya. “Kita mempertahankan konsep eco itu dengan bangunan arsitektur yang ramah lingkungan, bisa menyerap angin dan cahaya secara alami, sehingga kipas angin saja digunakan ketika banyak orang, apalagi listrik,” kata Ananto.
Kedua, sumur resapan dari bekas air wudhu dan air hujan. Ketika musim kemarau datang, sumur menjadi kering, tetapi di Masjid Al Muharram tidak. “Kita memanen air hujan dan memanen air wudhu dengan tiga sumur resapan,” imbuhnya.
Ketiga, pengelolaan shadaqah sampah untuk santunan sembako dan kesehatan. “Penghematan energi sudah harus dilakukan termasuk di dalamnya, bagaimana kita mengurangi beberapa hal yang terkait dengan sampah plastik.”
Dari shadaqah sampah yang terkumpul, lanjut Takmir Masjid Al Muharram tersebut, dapat bermanfaat bagi kaum dhuafa mustadzafin, seperti memberi bantuan pendidikan, santunan, hingga memberikan bantuan biaya pengobatan masyarakat.
Kemudian, program eco masjid yang keempat yaitu penghijauan dengan menanam pohon untuk penyimpanan air dan oksigen. Kelima, membangun pendidikan karakter anak atau masjid ramah anak.
Keenam, masih menurut Ananto, yaitu membangun energi terbarukan seperti listrik tenaga surya. Meskipun program keenam ini belum terwujud, kedepannya Masjid Al Muharram berharap dapat segera merealisasikannya.
Ketua MLH PB Aisyiyah DIY, Suriyah, mengatakan acara serupa digelar serentak di seluruh dunia 8 September 2018. Untuk ‘Aisyiyah, selain di Yogyakarta, diselenggarakan juga di Malang, dan Pontianak.(Riz)