LOMBOK, Suara Muhammadiyah–Bencana gempa bumi yang menerjang Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada akhir Juli 2018 telah menyisakan duka mendalam. Data BNPB hingga pertengahan Agustus 2018 menunjukkan 460 jiwa meninggal dunia, 7.733 orang mengalami luka-luka, 1191 unit rumah rusak, dan menyisakan 417.529 jiwa di tenda pengungsian. Dukungan dan solidaritas dari semua komponen bangsa mutlak dibutuhkan.
Sejak awal, Muhammadiyah berkomitmen dalam upaya tanggap bencana. Ratusan relawan yang tergabung dalam berbagai tim dikerahkan oleh Muhammadiyah ke Lombok. Tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, relawan Muhammadiyah juga memperhatikan kebutuhan non-fisik dan psikis, melalui pendampingan berkelanjutan.
Pada Sabtu, 8 September 2018, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini turut mengunjungi korban gempa Lombok yang berada di Dusun Lekok Tenggara, Kecamatan Gangga. Kedua tokoh ini memberi suntikan semangat dan motivasi bagi para pengungsi.
Haedar menyampaikan belasungkawa atas musibah yang terjadi, dan juga mengajak para korban gempa Lombok untuk bangkit dari keterpurukan. Di saat yang sama juga agar berprasangka baik kepada Allah terhadap ujian yang diberikan. “Kita harus bisa bangkit, dan yang perlu diingat dalam kebangkitan itu kita tidak sendirian. Jalan untuk bangkit itu selalu terbuka, Allah tidak akan membiarkan kita larut dalam musibah ini, karena Allah SWT itu maha rahman, rahim, dan maha adil,” tuturnya.
Haedar juga mengatakan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan organ-organ yang ada di dalamnya yakni MDMC, Lazismu, unsur pimpinan wilayah, pimpinan daerah, pimpinan cabang, ‘Aisyiyah, dan organisasi otonomnya, berkomitmen untuk terus bergandeng tangan meringankan beban para korban gempa.
Semua pihak diharapkan bersatu untuk bangkit dari keterpurukan. “Ketika kita ada masalah, ketika kita ada kesulitan dan musibah seperti ini, kita harus saling bersatu padu untuk menguatkan,” imbuh Haedar. Tidak sebaliknya, justru saling menuding dan menyalahkan antar sesama.
Para relawan Muhammadiyah yang bertugas di Lombok telah merancang program-program terbaik yang bisa diberikan kepada para korban bencana Lombok. Haedar menjamin bahwa Muhammadiyah akan terus mendampingi para korban bencana hingga akhir. “Kita (Muhammadiyah) tidak akan tinggal diam, dan akan melakukan akselerasi program untuk para korban bencana Lombok,” tuturnya.
Selain itu, Haedar juga mengatakan, hal yang tidak kalah pentingnya ialah, bahwa dalam membangun ke depan diperlukan modal kebersamaan. Dengan semangat kebersamaan, akan melipatgandakan kekuatan dan energi positif. Disertai dengan tawakkal kepada Sang Pemberi Ujian.
“Kalau kita semua bersyukur, bertawakal, dan berikhtiar, lalu bergandeng tangan inshaallah kita akan bangkit bersama dan menjadi lebih baik. Saling menguatkan itu penting, di kala situasi yang seperti ini,” tukas Haedar Nashir. (ribas/dzr-adm)