BEIJING, Suara Muhammadiyah – Belakangan ini, melalui berbagai media, Tiongkok dihebohkan dengan isu diskriminasi terhadap agama Islam. Dimana umat Islam, diperketat dalam aturan-aturan keberagamaan, seperti tidak diperbolehkan menggunakan hijab bagi perempuan, dilarang berpuasa, dilarang adanya azan, dan ucapan salam.
Merespon isu ini, Anwar Abbas salah satu ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang hadir dalam dialog dengan menteri urusan Administrasi Agama Tiongkok (12/09), secara spontan mengkonfirmasi hal tersebut. “Kami senang bisa bekerjasama dengan pemerintahan Tiongkok, akan tetapi ada sedikit yang mengganggu kami adalah, adanya isu diskriminasi terhadap umat Islam di China, jika memang ini benar, kami minta dihentikan”, tutur Anwar Abbas yang juga menjabat Sekjen MUI Pusat.
Menanggapi pertanyaan Anwar Abbas, Menteri Urusan Administrasi Agama China, mengatakan, bahwa semua yang dituduhkan media terjadap Tiongkok, hoax dan tidak benar semua. “Semua ini hoax, ini kerjaan media Barat yang ingin mendeskreditkan Tiongkok, dan merusak hubungan antar negara di kawasan ASEAN”, tuturnya dengan serius.
Lebih lanjut Wang menyampaikan, kenapa berita-berita Hoax ini, muncul dalam momen-momen tertentu. “Bagi kami, ini sebuah skenario jahat, dan kami sudah tahu dari mana isu ini muncul, jadi kami berharap, Muhammadiyah tidak merespon ini”, tambahnya.
Wang pun menjelaskan, bagaimana hubungan pemerintah Tiongkok dengan umat Islam sangat baik. Dalam berbagi kegiatan keagamaan umat Islam, pemerintah selalu suport.
“Dalam kegiatan ibadah Qurban, haji, pendidikan agama, pemerintah Tiongkok sering terlibat dan support umat Islam, jadi sekali lagi isu ini tidak benar”, tutur Wang.
Sebagaimana info media yang viral di tengah-tengah publik, memang ditampilkan sikap diskriminasi ini. Di Indonesia, isu ini sangat sensitif, dan membuat masyarakat Indonesia marah.
Anwar Abbas berterimakasih atas penjelasan ini, karena apa yang diinformasikan melalui media, ternyata tidak benar dan hoax. (red)