SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Madrasah Mobilisasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) untuk pengembangan Cabang dan Ranting, di Pusat Pengembangan Muhammadiyah, Kaliurang, 14-16 September 2018.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dahlan Rais, membuka acara yang diikuti kader Muhammadiyah dari berbagai daerah yang aktif di Organisasi Otononom (Ortom) seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Tapak Suci, dan Hizbul Wathan.
“Sebagai sebuah gerakan Islam, Muhammadiyah harus terus memperhatikan perkaderan dan partisipasi kaum muda dalam mewujukan visi jangka panjang terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” kata Dahlan, dalam pembukaan Madrasah AMM, Jum’at (14/9).
Menurut Dahlan, AMM harus menyiapkan bekal yang cukup untuk memimpin Muhammadiyah dan menghadapi masa depan, diantaranya bekal yang terbaik adalah takwa, landasannya adalah bekal tauhid.
Kemudian, Dahlan berpesan, dibutuhkan juga bekal akhlakul karimah, untuk menjadi pimpinan itu tidak gampang, harus memiliki karakter yang kuat dan tahan banting. “Sesungguhnya kepemimpinan itu akan berhasil bila seimbang antara rasio (akal), ilmu, psikis, moral, spiritual, sosial. Salah satu akhlak Karimah adalah tahan banting.”
Dahlan melanjutkan, carilah ilmu setinggi mungkin atau milikilah kemampuan serta pengalaman sebaik mungkin. “Banyak pemimpin yang tidak berpendidikan tinggi tapi karena daya tahan dan pengalamannya yang kuat maka sukses menjadi pemimpin,” imbuhnya.
Kepemimpinan Muhammadiyah di masa depan, ungkapnya, akan baik bila mempertimbangkan komposisi umur misalnya 60% senior dan 40% generasi muda atau bisa juga 50% dan 50%. Ini penting untuk menjaga regenerasi dan kaderisasi Muhammadiyah.
KH Yunus Anis, masih menurut Dahlan, salah satu pimpinan yang sangat memperhatikan Anak Muda. “Beliau sering mengingatkan para ibu ibu Aisyiyah tentang krisis kader. Jangan sampai Muhammadiyah punah karena tidak memperhatikan kepemimpinan kaum muda di Muhammadiyah.”
Selain itu, kata Dahlan, kini Ranting dan Cabang Muhammadiyah yang maju banyak dipimpin oleh anak muda. Ternyata Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang maju, khususnya sekolah Muhammadiyah hampir pasti dipimpin oleh anak muda Muhammadiyah. “Yang tua tetap diperlukan, memimpin dan mengembangkan Muhammadiyah bersama kaum muda,” pungkasnya.(Riz)