PADANG, Suara Muhammadiyah – Tim Sub-Sub Recipient (SSR) TB-HIV Care Aisyiyah Padang menggelar capacity building of CSO 3-4 management programtic dan management valunterism di Padang, Rabu, (19/9). Pertemuan tersebut membahas tentang peningkatan kinerja petugas untuk menemukan penderita Tuberculosis (TB) di Kota Padang dan membahas persoalan kendala dalam menjalankan program.
Koordinator Program SSR TB-HIV Aisyiyah Sumbar, Yunita Nazar mengatakan kegiatan ini untuk meningkatkan peran Asyiyah dalam memberantas penyakit TB-HIV.
“SSR TB HIV merupakan program pemberantasan TB di bawah naungan PD Aisyiyah Padang. Untuk itu, dari kegiatan ini kami bisa mengetahui sejauh mana para kader melaksanakan tugas. Kemudian dari situ kami evaluasi, sehingga tahu apa saja yang menjadi kendala saat di lapangan. Kemudian kami cari solusi dan jalan keluarnya,” kata dia.
Menurutnya, menekan angka TB tidak bisa sendiri perlu dilakukan masif dan komprehensif, artinya TB Aisyiyah mengajak LSM, NGO peduli korban TB, pemerintah dan media. “Kita akan membuat kampung TB dalam membebaskan TB di Sumbar khususnya di Padang sampai angkanya nol,” ujarnya.
Tambahnya, Untuk meningkatkan penemuan penderita TB, SSR TB-HIV Aisyiyah Care Padang menyiapkan program baru yaitu, Investigasi kontak, yaitu dengan cara memantau pasien TB-HIV ke rumahnya serta menginvestigasi kontak serumah dan lingkungan sekitarnya.
“Kegiatan inovatif ini baru, bahkan di Sumbar, untuk menjawab rendahnya capaian penemuan penderita TB,” tuturnya.
Untuk menekan jumlah TB, kata Pengurus PKBI Sumbar, Eva Damanik, semua pihak harus terlibat.
“Jadi jika masyarakat ada keluarganya yang sudah mengalami batuk satu sampai dua minggu segera bawa pasien untuk periksa gratis ke Puskesmas. Karena Satu orang yang mengidap TB akan menularkan 10 sampai 15 orang. Untuk pengobatan sendiri mulai 6 bulan, bahkan 2 tahun. Kemudian, jaga pola hidup sehat, rajin olahraga, dan ventilasi rumah harus ada,” tuturnya.
Lebih lanjut Eva mengatakan, seluruh puskesma di Kota Padang menerima pasien yang mengidap TB.
“Teman-teman dari Puskesmas juga akan turun langsung ke rumah pasien yang terindikasi TB untuk melakukan survei dan investigasi, apakah ada orang lain yang tertular. Jika ada maka akan dilakukan penanganan oleh pihak puskesmas,” tandasnya.
Hadir dalam kesempatan itu PDM Padang Syafriadi Austid, PDA Padang, CSO lokal yang bergerak dalam penanggulangan TB dan HIV, dan perwakilan komunitas peduli TB pasien berjumlah 10 orang, serta Narasumber Kepala Dinas Sosial Padang, Amasrul. (RI/Riz)