LOMBOK, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Managemant Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan Pemulihan Darurat dengan nama program “PKO: People Kampong Organized” di daerah terdampak bencana di Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Utara dan Sumbawa.
Program pemulihan dini terpadu tersebut dilaksanakan sejak 1 September hingga 30 November 2018. Meliputi Community Development penguatan organisasi dan sistem sosial warga terdampak, pelayanan kesehatan, pendampingan psikososial, pendidikan darurat, pemenuhan fasilitas air bersih, dan pemenuhan kebutuhan perlengkapan hidup dalam kondisi darurat seperti Family Kit, kebutuhan bayi, perempuan, lansia dan kelompok rentan lainnya.
Program senilai 14 Milyar ini akan membangun 670 unit hunian sementara, 6 unit masjid semi permanen, 6 sekolah semi permanen, 6 unit klinik kesehatan semi permanen, 6 paket instalasi penjernih air, 5 sumur bor, 110 paket MCK, 1791 paket sembako, 1791 paket family kit, 1791 Paket Perlengkapan Mandi, 500 paket perawatan bayi, 3.693 paket perlengkapan sekolah, 1791 paket perlengkapan masak rumah tangga.
Pusat pelayanan program ini tersebar di 6 area, yaitu tiga Area di Kabupaten Lombok Utara, yaitu Area Tanjung, Area Kayangan, dan Area Gangga. Dua Area di KabupatenLombok Timur yaitu Area Sembalun dan Area Pringgabaya, serta satu area di Kabupaten Sumbawa yaitu Area Alas Barat.
Sementara itu, Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, Arif Nur Kholis, mengatakan spesifikasi pembangunan rumah hunian sementara sebanyak 670 unit dengan berukuran 6 x 4 meter, tinggi 2,5 dengan fasilitas satu kamar tidur dan satu ruangan keluarga dengan biaya pembangunan mencapai 7,2 juta.
“Sekarang sudah terbangun 399 unit, dan sisanya kami targetkan tuntas tiga bulan ke depan,” kata Arif saat pertemuan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Surabaya, Selasa (18/9).
Penyediaan rumah hunian ini sebagai tempat tinggal sementara sambil menunggu bantuan rumah permanen dari pemerintah sekaligus membantu warga yang selama ini tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Ketua MDMC Jawa Timur, Rofii, mengatakan pembangunan rumah sementara ini masih terus dilakukan sampai sekarang dengan sirkulasi bagus sehingga layak dihuni. “Kami tak akan berhenti membangunnya dan rumah hunian sementara ini bisa bertahan dua sampai tiga tahun,” ucapnya
Ia melanjutkan, bahan bangunan rumah hunian tersebut berasal dari bekas rumah pengungsi yang roboh. “Untuk atap kami beli di Bali, rangka atap kami datangkan dari Surabaya, lalu sebagian dari Lombok.”
“Saat ini, sekitar 600 relawan Muhammadiyah masih bertahan di Lombok untuk mendampingi para pengungsi korban gempa dan fokus membantu rehabilitasi darurat pascagempa,” tandas Rofii.(Imad/Riz)