MALANG, Suara Muhammadiyah – Ade Damar Kusuma, Galang Yudhamara dan M. Andik Ikhsan Setiawan, mahasiswa Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menjadi mahasiswa yang tidak hanya sukses di bangku perkuliahan tetapi juga berhasil dalam dunia bisnis beromzet puluhan juta rupiah melalui brand minuman Kaw Kaw Thai Tea.
Tidak semudah membalikkan telapak tangan, Ade mengaku ketiganya pernah mencoba bisnis minuman jus buah, namun mengalami kegagalan karena faktor perubahan musim yang tidak terprediksi, merugikan usahanya yang bahkan belum sempat berkembang.
“Sebelumnya tahun lalu mencoba jus buah, namun mengalami kegagalan. Memasuki bulan Oktober dan waktu itu musim penghujan, buah-buahan cepat busuk sehingga kami mencari usaha yang lain,” tutur Ade, Senin (24/9).
Selanjutnya ketiga mahasiswa ini pun mencari peruntungan dengan menjajal jenis minuman yang berbeda. Melihat tren yang sedang berkembang adalah Thai Tea, ketiganya lalu mencoba untuk membuat racikan yang nikmat dan khas. Kemudian kurang lebih selama satu bulan, Andik melakukan riset pada bahan-bahan yang digunakan.
Tidak jarang, kegagalan menemukan resep terjadi hingga berulang kali. Tidak patah arang, setelah kurang lebih sebulan mencari komposisi yang pas, ketiganya lalu sepakat untuk membuka kios Kaw Kaw Thai Tea.
“Waktu itu masih hits Thai Tea. Kita juga lihat bahan bakunya tidak cepat busuk. Selain itu juga belum banyak yang menjual di jalanan. Thai Tea kebanyakan di mal,” terangnya.
Telaten terus mengembangkan usahanya, minuman yang dibandrol dengan harga berkisar Rp.10.000- Rp 12.000 tersebut saat ini telah memiliki 30 cabang, 10 diantaranya milik sendiri dan 20 lainnya dikelola pihak lain melalui sistem franchise. Puluhan cabang tersebut tersebar di berbagai kota seperti Malang, Ngawi dan Probolinggo.
Tidak tanggung-tanggung, minuman yang menyediakan empat varian rasa yakni original, original Milo, green tea dan green Milo ini setiap bulannya mampu mengumpulkan omzet hingga Rp. 65 juta. “Keunggulan bisnis kami terletak pada produk yang lebih kental, hadir dengan harga mahasiswa dan dijual di jalanan. Pemasukan kotor keseluruhan sekitar 65 juta tiap bulannya,” tambah Ade.
Tidak hanya lihai mengembangkan usaha, Ade dan teman-temannya juga menjadi bukti bahwa bisnis bukan pembatas prestasi. Ditanya perihal perkuliahan, Ade mengaku tidak pernah ada kendala. Bahkan Andik, yang baru saja menyelesaikan kuliahnya menjadi salah satu mahasiswa terbaik di jurusannya. “Andik dapat cumlaude IPK terbaik. Saya dan Galang juga akan menyusul insyaallah tepat waktu,” pungkasnya.(Humas UMM/Riz)