YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Asosiasi Pengelola Asrama Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (ASLAMA) menggelar rapat koordinasi Pengurus pada Sabtu, 29 September 2018. Kegiatan yang bertempat di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) tersebut bertujuan untuk membahas rencana kegiatan terdekat, yaitu Rapat Koordinasi Nasional Direktur/Mudir Asrama PTMA se-Indonesia.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Pengurus ASLAMA yang merupakan perwakilan dari setiap kampus yang memiliki asrama. Dari 19 PTMA yang menjadi pengurus ASLAMA, hadir 9 PTMA, yaitu UMY, UAD, UMM, UNIMUS, UM Purwokerto, UMTAS, UM Ponorogo, STIKES Muhammadiyah Palembang, dan PUTM Yogyakarta.
Ketua ASLAMA, Ghofar Ismail, MAg, dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada rektor Unisa yang telah berkenan menjadi tuan rumah acara tersebut. “Agenda kegiatan kali ini adalah evaluasi program ASLAMA dilanjutkan dengan persiapan Rakornas,” tuturnya.
Saat ini, 38 dari 178 PTMA se-Indonesia telah memiliki asrama mahasiswa. Baik asrama yang dibangun secara mandiri, bantuan dari masyarakat, maupun hibah dari pemerintah.
ASLAMA yang lahir sejak 2016 lebih fokus terhadap pengelolaan asrama mahasiswa PTMA. Sesuai dengan himbauan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah bahwa asrama mahasiswa adalah pusat penyemaian kader yang sangat efektif. Dengan adanya pengelolaan yang baik dari hulu ke hilir, maka Muhammadiyah memiliki stock kader yang cukup banyak untuk regenerasi kepemimpinan mengemban amanah dakwah amar ma’ruf nahyi munkar.
Panduan pengelolaan asrama PTMA telah disusun. Ada model asrama satu minggu, satu bulan, satu tahun, maupun yang full hingga lulus. Namun pada praktek pelaksanaannya, ASLAMA menyerahkan kembali kepada masing-masing, menyesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing.
“Salah satu poin yang akan kami bahas pada Rakornas nanti adalah tentang pedoman asrama, yang akan kita ajukan ke Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sebagai pedoman yang harus dilaksanakan oleh PTMA. Jadi, dimana sebaiknya posisi asrama di PTMA itu. Apakah ansich sebagai tempat tinggal, ataukah sebagai sarana pembibitan kader. Jika posisinya jelas, maka akan mudah untuk koordinasi, pengembangan, dan sebagainya,” tambahnya.
Rapat tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, MEd, PhD. Ia menyampaikan bahwa asrama mahasiswa adalah program yang sangat serius dan harus dilanjutkan.
“Terkait dengan Rakornas ASLAMA yang membahas tentang pergantian pengurus, saya akan sampaikan ke Pak Ketua (Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah-red) bahwa pengurus ASLAMA yang pertama dan sebagai pioner ini harus tetap dipertahankan. Nanti kita akan angkat menjadi tim asistensi Majelis Diktilitbang. Tim ini yang akan turba ke asrama-asrama di berbagai daerah sebagai perpanjangan tangan dari Majelis Diktilitbang. Kita akan pastikan kerjaannya banyak,” ujarnya sambil berseloroh.
Agenda terdekat ASLAMA adalah audiensi dengan Majelis Diktilitbang tentang Rakornas yang rencananya akan dilaksanakan pada November 2018. Dalam audiensi tersebut akan dibahas perihal agenda rakornas, tata tertib pemilihan pengurus baru, dan pedoman asrama PTMA.(nu/riz)