YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan diskusi yang bertajuk “Bincang-Bincang Bencana dengan Belajar dari Gempa dan Tsunami Palu” yang di laksanakan di Gedoeng Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (13/10).
Acara ini akan membahas cara dalam menghadapi bencana dengan pembicara Konsultan Ahli MDMC yang juga Dewan Penasehat Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Ir Rovicky Dwi Putrohari dan Komite Periapan Siaga Tsunami Kebumen, Muhammad Ma’rufin Sudibyo.
Bincang-bincang ini juga dihadiri oleh perwakilan dari MDMC Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY), MDMC Jawa Tengah, MDMC Jawa Timur, serta BPBD DIY, BPBD Jawa tengah, dan masyarakat umum.
Rovicky dalam materinya membahas hal-hal yang dapat dipahami dan dipelajari dari bencana gempa dan tsunami di Palu. Ia mengungkapkan bahwa gempa berbeda dengan bencana lain. Bencana gunung api bisa dideteksi dengan memakai stetoskop, dan ada waktu untuk bersiap-siap mengungsi. Begitupun dengan bencana tornado yang ada di Amerika, hal itu bisa di deteksi. “Lain hal dengan Gempa, gempa selalu datang mengagetkan, peringatan gempa tidak ada, sedangkan tsunami dapat terdeteksi setelah adanya gempa bumi,” ujarnya.
Ia juga menyatakan terdapat 290 patahan lempeng bumi yang diketahui aktif di Indonesia. Hal ini harus membuat masyarakat Indonesia lebih siaga akan bencana gempa. Terutama dalam kesiapsiagaan terhadap gempa dan tsunami yang mungkin terjadi.
Menurut Ma’rufin Sudibyo pulau Jawa sangat berpotensi adanya gempa bumi dan tsunami. “Terdapat enam kabupaten ter-rawan gempa dan tsunami, diantaranya Bantul, Kulon Progo, Purworejo, Kebumen, Cilacap dan Kota Cilacap. Peringkat pertama paling rawan adalah Kota Cilacap,” ungkap Ma’rufin.
Koordinator Divisi Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan (PRBK) MDMC PP Muhammadiyah, Budi Santoso, kegiatan ini sebagai upaya MDMC dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kebencanaan dengan pemaparan materi yang di sampaikan oleh para ahli di bidang gempa dan tsunami.
Budi juga berharap setelah acara bincang-bincang ini masyarakat dapat mengetahui cara dan siap menghadapi bencana. “Dengan harapan, setelah mengetahui tentang kebencanaan, masyarakat dapat bersikap tanggap dan bijak ketika terjadi bencana,” ungkapnya.(Imad/Wesar)