PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) melaksanakan program pertukaran mahasiswa melalui Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) dengan Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong Papua Barat. Di sela-sela kegiatan perkuliahan, mahasiswa Sorong Papua Barat tersebut diajarkan membatik di Sanggar Batik Bawor Sokaraja Kabupaten Banyumas.
Sekretaris Panitia Kegiatan Pertukaran Mahasiswa, Badarudin, MPd mengatakan, program SPADA atau Sistem Pembelajaran Daring merupakan program pertukaran mahasiswa PGSD UMP dan PGSD UNIMUDA Sorong.
“Jadi melalui program ini terefleksi dengan kegiatan membatik yang diselenggarakan di Sanggar Batik Bawor Sokaraja,” jelasnya.
Ia menjelaskan, program pertukaran mahasiswa PGSD melalui SPADA 2018 ini dibagi dalam 2 kegiatan, yaitu 2 bulan pembelajaran on site di perguruan tinggi mitra mulai 19 September sampai dengan 3 November 2018.
“Mahasiswa mengikuti kuliah tatap muka dengan dosen perguruan tinggi mitra dan perkuliahan secara daring dengan dosen perguruan tinggi asal untuk mata kuliah yang tidak diambil di perguruan tinggi mitra,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Badar mengungkapkan, tujuan program SPADA yaitu untuk pengenalan pembelajaran berbasis daring pada mahasiswa, meningkatkan wawasan keilmuan dari perguruan tinggi mitra, dan meningkatkan wawasan kebangsaan dan pengenalan budaya Indonesia.
“Sasaran program SPADA ini adalah mahasiswa semester 5 baik untuk mahasiswa PGSD UMP maupun PGSD UNIMUDA Sorong, masing-masing PGSD akan mengirimkan 30 mahasiswa untuk pertukaran mahasiswa pada program ini,” ungkapnya.
Matakuliah yang direncanakan pada program kredit transfer melalui SPADA pada tahun 2018 ini difokuskan pada mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD dan Pengajaran Kebahasaan dan Sastra di SD sebagai mata kuliah yang di daringkan pada Program SPADA 2018.
“Program perkuliahan dilaksanakan secara daring dengan menggunakan Schoology untuk bentuk tertulisn. Selain itu juga dilakukan perkuliahan dengan sistem telekonferensi melalui aplikasi Hangout,” tandasnya.
Selain pertukaran dalam bidang mata kuliah yang dilakukan alih transfer untuk nilai yang diperoleh, mahasiswa dari masing-masing perguruan tinggi juga mempelajari budaya dari asal perguruan tinggi mitra baik dalam bentuk tarian, kuliner maupun nyanyian yang berasal dari daerah tersebut.
“Tujuan kegiatan tersebut diharapkan mampu memberikan wawasan tentang keaneka ragaman budaya dan makanan khas masing-masing daerah yang diperoleh secara langsung di lokasi pertukaran mahasiswa,” tutup Badar.(mut/tgr)