KIEV, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir bersilaturahim dengan Refat Chubarov, Ketua Majelis Rakyat Tartar Crimea. Dalam kunjungannya ke Ukraina tersebut Muhammadiyah diminta bantu atasi konflik di Crimea.
“Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan bahwa telah terjadi intimidasi terhadap muslim Crimea, seperti pembatasan dalam menjalankan ibadah,” kata Haedar dalam keterangannya, Ahad (14/10).
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, dan Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi.
Menurut keterangan Rafat, muslim Crimea juga distigma sebagai muslim yang keras dan radikal. Sehingga, terjadi pengucilan terhadap mereka. Masalah ini telah berbuntut panjang dan menyalakan semangat perjuangan.
“Hingga sekarang, masih ada 14 organisasi Islam yang masih memperjuangkan Crimea untuk tetap integral dengan wilayah Ukraina pasca referendum Crimea yang digelar pada tahun 2014 silam, oleh Majelis Umum Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” ungkap Haedar.
Refat berharap Indonesia dan Muhammadiyah bisa menyuarakan aspirasi mereka ke mata dunia. Mereka percaya dengan Indonesia karena telah berpengalaman dalam menangani permasalahan dunia Islam serta berhasil melakukan resolusi konflik.
Melalui pertemuan tersebut, Haedar menerima saran dan juga keinginan muslim Crimea untuk dikembalikan pada wilayah Ukraina dan berjanji akan menyampaikan masalah yang terjadi kepada pemerintah Indonesia.
“Kami juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah siap membantu anak-anak muslim di sana untuk mendapatkan beasiswa belajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah yang ada di Indonesia,” pungkas Haedar.(Riz)