SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Kiprah Muhammadiyah dalam sejarah peradaban bangsa ini sudah banyak dirasakan masyarakat, baik dari lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan kebangsaan. Selain itu, perkembangan Muhammadiyah dapat dirasakan melalui publikasi yaitu Majalah Suara Muhammadiyah yang didirikan langsung oleh KH Ahmad Dahlan pada 1915.
Hal tersebut diungkapkan peneliti sejarah, Muhammad Yuanda Zara dalam agenda pelaksanaan program Event Sejarah yaitu Seminar Sejarah di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Rabu (24/10).
Kegiatan atas kerja sama Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sleman beserta Direktorat Kebudayaan dan Sejarah ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Prof Dr Malik Fajar, Direktorat Sejarah Kemendikbud RI Dra Triana Wulandari, MSi, dan para guru dari berbagai sekolah.
“Kita bisa melihat kedepannya bahwa kiprah Muhammadiyah yang sudah 100 tahun lebih umurnya itu beragam, baik pendidikan, kesehatan maupun publikasi. Dan ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah telah memberikan kesempatan selama 100 tahun terakhir ini kepada masyarakat untuk bisa berkembang, untuk bisa maju lewat pendidikannya, bisa sehat dengan lembaga-lembaga kesehatannya,” ungkap sejarawan alumnus Universiteit van Amsterdam itu.
“Dan untuk bisa juga bisa berkembang secara intelektual melalui buku-buku yang di terbitkan oleh Suara Muhammadiyah atau Majalah Suara Muhammadiyah itu sendiri,” imbuh Yuanda.
Kemudian, dosen sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tersebut mengungkapkan, Muhammadiyah yang kini umurnya sudah seratus tahun lebih, tetapi karya tentang Muhammadiyah masih sangat terbatas terlebih soal sejarah.
“Masih banyak aspek-aspek sejarah Muhammadiyah masih bisa dieksplor. Kita orang yang masih berminat soal sejarah untuk bisa mengeksplorasi tema-tema ini,” tutur Yuanda.(Imad/Riz)