KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah – Tim Karawitan Sekolah Dasar Swasta Rujukan (SDSR) SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta mendapatkan kesempatan untuk tampil di berbagai tempat. Kali ini kembali tampil dan unjuk kebolehan dengan kemampuan dan potensi mereka dalam rangka Pembukaan Lomba Budaya Mutu dan Lomba Penulisan Buku Bacaan Anak SD Tahun 2018 di Hotel Lor In Karanganyar, Selasa (23/10).
Acara ini berlangsung meriah dan khidmat, dibuka dan dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad PhD, Direktur PSD Dr Khamim, MPd., dan Bupati Karanganyar.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Jatmiko, mengatakan Sebuah kehormatan bagi sekolah mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar untuk mengisi acara dan menjadi mitranya.
“Yang menarik, Tim Pendukung pengisi acara salah satunya SD Muhammadiyah 1 Ketelan suguhkan tari Amurwa Live Gamelan dengan 3 pelatih, 7 pendamping, 7 akomodasi, 5 tata rias, 3 driver, 3 keamanan, 42 tim karawitan dan tari,” ujarnya
Pertunjukan alunan gamelan kolaborasi 2 Saxophone ini menarik perhatian setiap mata yang menyaksikannya. Tiga buah lagu di antaranya Wulanging Jagad, Lancaran Pendidikan Karakter, Lancaran Kutha Sala sukses dibawakan oleh Tim Karawitan dan mendapatkan tepukan yang luar biasa meriah.
Sementara itu, Bupati Karanganyar Drs Yuliatmono, MM dalam sambutannya mengatakan sekolah berbudaya mutu harus dapat memberikan layanan prima yang merefleksikan budaya mutu yang tercermin pada beberapa komponen, antara lain pembelajaran intrakurikuler yang efektif, kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pembentukan karakter peserta didik; kepemimpinan kepala sekolah disertai manajemen berbasis sekolah, perpustakaan yang mendukung pembelajaran untuk menumbuhkembangkan budaya baca warga sekolah serta lingkungan sekolah dalam kondisi bersih, rapi dan sehat.
“Saya menyambut baik diadakannya Lomba Budaya Mutu Sekolah Dasar, sebagai sarana untuk memberikan apresiasi dan motivasi para pelaku pendidikan dalam melakukan pembinaan budaya mutu sekolah yang bermuara pada terwujudnya siswa berkepribadian unggul dan berprestasi, Budaya Mutu bukanlah sesuatu yang bersifat instan dan terjadi begitu saja, tetapi melalui proses perjuangan yang relatif panjang dengan berbagai tantangan dan bahkan resistensi yang dihadapi. saya berharap LBM ini akan dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi sekolah-sekolah agar tercipta pendidikan bermutu di masa mendatang” ujar Yuliatmono.
Praktisi Seni dan anggota PEPADI Solo, Agung Sudarwanto, yang menjadi pembina ekstra, mengatakan Tari Amurwa dipersembahkan untuk pembukaan LBM, sebagai pambuka seprti arti kata amarwa.
“Pembukaan bukan sekedar dibuka lalu selesai tanpa harap dan cinta ataupun cita. Tetapi pembuka semangat baru, harapan baru untuk lebih maju dari sebelumnya. Memberikan semangat yang baru, motivasi diri untuk melangkah lebih baik demia kemajuan bersama, sebagai mana iringan tari tersebut mempunyai karakter pasti, tegas dan bertanggung jawab,” kata Agung. (Humas Jatmiko)