YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka memperingati Milad Se-Abad, Madrasah Mu’alimat Muhammadiyah Yogyakarta bersama PR IPM Mu’alimaat gelar Seminar Nasional Pelajar bertajuk “Dakwah Milenial di Era Revolusi Industri 4.0″ di Convention Hall Asri Medical Centre (AMC), Yogyakarta, Sabtu(3/11).
Acara ini dihadiri Ketua Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP3M) PP Muhammadiyah Yunus Muhammadi, Badan Pembina Harian Madrasah Mualimaat Soimah Kastolani, PP Muhammadiyah, PP Nasyiatul Aisyiyah, serta diikuti perwakilanpelajar putri seluruh Indonesia mulai dari Sumatera, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, hingga Sulawesi Selatan.
Beberapa narasumber turut memeriahkan acara diantaranya Hanum Salsabiela Rais, Rangga Almahendra (Jurnalis dan Penggiat Dakwah Entertainment), Kurniawan Gunadi (Penulis, Selebgram, dan Founder Creative Studio Langit-langit Yogyakarta), serta Getta Nurmalasari (Group Manager Tupperware, Alumni Mu’allimaat, Entrepreneur).
Acara perdana yang diadakan oleh Mu’alimaat ini disambut baik dan diapresiasi oleh Ketua LP3M PP Muhammadiyah Yunus Muhammadi. “Kami menyambut baik kegiatan ini, kami sangat mengapresiasi dan senang dengan acara temu kader, ulama pelajar Muhammadiyah dan seminar, mudah-mudahan ini jadi agenda tahunan dan saya kira ini harus dilanjutkan,” ungkap Yunus saat memberikan sambutan.
Ia juga berharap dengan adanya temu pelajar dan seminar ini maka kader Mu’alimaat sebagai kader ulama dapat terus tumbuh dan berkembang. “Mudah mudahan calon kader ulama kita akan tumbuh dan berkembang, sehingga ke depan akan tetap ada, dan mudah-mudahan kedepan kader-kader ulama bisa muncul dari pesantren kita, dan saya kira ini harus menjadi contoh. Sehingga nanti hasilnya untuk kepentingan umat dan bangsa,” tambahnya.
Selain itu, menurut Soimah Kastolani, ia sangat bangga dengan adanya kegiatan yang luar biasa ini untuk dapat meningkatkan pemahaman Pelajar Muhammadiyah sebagai calon ulama, ia menjelaskan 3 (tiga) kriteria yang harus dimiliki ulama perempuan yakni belajar tidak hanya di bidang agama, ulama sebagai mursid (yang memberikan cahaya), dan berakhlakul karimah.
“Sebagai ulama perempuan yang harus memenuhi 3 kriteria pertama belajar tidak hanya di bidang agama, pertama ulama sebagai pembimbing yang membawa kader muhammadiyah ke jalan Allah, kedua ulama sebagai mursid atau orang yang memberikan cahaya, orang yang berwawasan kedepan, memiliki kecerdasan dan mampu mengembangkan keilmuannya, ketiga kriteria ulama harus memiliki Akhlakul karimah karena menjadikan ulama panutan masyarakat,” urai Shoimah.
Dia berharap kader Mu’allimaat akan menjadi ulama perempuan yang menjadi pelita dan pembimbing masyarakat. “Kalian sebagai Dhuama, Ulama, Mualim, hendaknya, marilah kita jadi ulama yang selalu mencari ridho Allah, bekerja secara ikhlas, tegas, keras, sehingga kita benar-benar jadi ulama yang Mumtaz, yang kelulusannya dijamin oleh Allah,” katanya. (Wesar/Riz)