DEPOK, Suara Muhammadiyah – Kompetisi Robotik Madrasah Tahun 2018 digelar Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia di Depok Town Square Kota Depok. KRM 2018 merupakan ajang kompetisi robot tingkat madrasah yang diikuti madrasah di seluruh Indonesia.
Tercatat ada sebanyak 360 Madrasah dari berbagai kategori dan tingkat yang mengikuti Kompetisi Robotik Madrasah Tahun 2018 ini. Dari Sumatera Barat ada dua madrasah yang ikut berkompetisi, yaitu Madrasah Aliyah Kulliyatul Muballighihen Muhammadiyah (MA KMM) Padang Panjang di kategori Rancang Bangun Mesin Otomasi Bencana dan MAN IC Padang Pariaman di Kategori Robot Rescue.
Tim Robotik MA KM Kauman Padang Panjang yang beranggotakan Dava dan Adzilla turun di kategori Rancang Bangun Mesin Otomasi Bencana berhasil meraih juara 2 setelah diumumkan oleh panitia di hadapan seluruh peserta dan guru pembimbing, Ahad (4/11).
Kepala Sekolah MA KMM Kauman Padang Panjang Derliana, merasa haru dan bangga, ketika mendapatkan informasi tersebut dari Guru Pembimbing Indra Rahmat. Dan ia mengucapkan selamat kepada Dava dan Adzila yang telah berjuang membawa nama Sumatera Barat dan Kota Padang Panjang di ajang Kompetisi ini.
“Dava yang sekarang duduk di kelas 11 IPA 2, dan memiliki banyak talenta, tidak sia-sia memilih MA KMM menjadi pilihannya. Karena talentanya dapat terasah dengan baik. Bila ia menjadi pembawa acara, maka ciri khas suaranya membuat kita terpana. Bila ia lomba MSQ, maka bacaan terjemahannya menyejukkan hati,” jelasnya.
“Adzilla, saat masuk ke MA KMM beberapa bulan lalu atas rekomendasi alumni. Baru duduk di kelas 10 IPA, anak cantik dan pendiam, namun menyimpan kelihaian dalam bidang robotic, mempunyai berakhlak yang baik, First Savety Of Tsunami, inilah karya mereka atas bimbingan pelatih robotik Indra Gunawan. Terimakasih banyak nak, kalian semua hebat,” terangnya.
Menurut Derliana, Tim Robotik MA KMM Kauman yang akan kembali nanti malam, dan rencananya akan disambut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat di Bandara Internasional Minang Kabau. Dan sementera ini mereka masih menunggu informasi kapan mereka akan landing. (ZA/RI)