KENDARI, Suara Muhammadiyah – Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) melaksanakan International Conference dengan tema Halal Industry, Sabtu (3/11). International Conference ini sendiri menghadirkan pemateri yang ahli di bidangnya, yakni Professor Ferri Jie PhD dari School of Business and Law Edith Cowan Univirsity, Western Australia, dan Ir H Nadratuzzaman Hosen MS Mec PhD dari Lecturer at State Islamic University, Jakarta Indonesia.
Serta hadir pula Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Dr H Anwar Abbas MM MAg. Selain dari tiga pemateri tersebut, juga hadir Prof Datin Sri Dr Suhaiza Hanim Binti Dato Mohamad Zailani dari Department of Operation and Management Information System Of Business and Accountancy University of Malaya, Malaysia yang bertindak sebagai Keynote Speakers.
Selain itu, hadir pula Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Lincolin Arsyad, MSc, PhD. Adapun perserta dari luar negeri ialah Australia, dan dalam negeri tentu universitas yang ada di Sultra dalam hal ini bukan saja dari Universitas Muhammadiyah Kendari tetapi juga perguruan tinggi lainnya, bahkan hadir pula perwakilan Universitas Hasanuddin.
Rektor UMK, Muhammad Nur, mengatakan conferensi internasional UMK sudah kali kedua melakukannya namun ini pertama bagi FEBI UMK. Dari acara ini pihaknya mengharapkan agar masyarakat memberi perhatian akan pentingnya proses dari sebuah produk halal. “Melihat selama ini masyarakat hanya mementingkan hasil dari produk halal, namun rupanya sangat penting pula bagi kita untuk mengetahui bagaimana prosesnya sebuah produk. Apalagi proses itu kan sangat panjang, bisa saja dari proses yang panjang membuat produk yang tadinya halal karena dalam prosesnya bersentuhan dengan yang haram membuat produk halal menjadi haram, inilah yang menjadi fokus dari International Conference,” jelasnya.
Menurut Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas, sebagai muslim sudah seharusnya memperhatikan apa yang digunakan maupun dikonsumsi apakah halal atau tidak, termasuk dalam melihat prosesnya suatu produk. “Jika kita memberi asupan yang tidak halal kepada anak, hal itu dapat mempengaruhi perkembangan mereka sebagai generasi muslim masa depan,” katanya.
Berawal dari terbentuknya Global Halal Certification Center yang diinisiasi oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Malaysia didaulat sebagai pusat halal global tingkat Asia. Hal tersebut berdasarkan, pasar muslim terbesar ada di Asia sekitar 40 persen, dan rupanya pasar muslim terbesar itu ada di Indonesia. Hal itu pula yang melatar belakangi Kegiatan ini juga merupakan diskusi awal untuk mempublikasikan ide-ide dari dosen maupun pemateri sendiri, artinya melalui acara ini bisa saling berbagi ilmu. “Diharapkan, apa yang menjadi pembahasan kita ini bisa menjadi rekomendasi bagi pemerintah yang tengah menginisiasi tentang undang-undang halal industri meskipun belum jadi, sebagai pengembangan dari undang-undang halal produk yang sudah ada sebelumnya,” ungkap Ketua Program Studi FEBI UMK La Ode Alimusa SE MSi.(Riz)