PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah – Mengingat Kota Pekalongan menjadi salah satu Kota rawan bencana, Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) dalam rangka milad Muhammadiyah ke 106 menggelar seminar mitigasi bencana di Aula Gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pekalongan, Sabtu (3/11) sebagai upaya mengedukasi masyarakat, sehingga meminimalisir resiko dan dampak yang ditimbulkannya.
Turut hadir dalam seminar, berbagai stakeholder Kota Pekalongan, seperti Ketua PDM Kota Pekalongan Drs Pasrum Affandi, serta masyarakat umum khususnya masyarakat Pekalongan bagian utara (pesisir).
Sekertaris MDMC Muhammadiyah Titis Amin Mabrur mengungkapkan, meskipun Kota Pekalongan belum pernah terjadi bencana besar seperti daerah lain, namun sudah seharusnya semua masyarakat menyiapkan diri dengan baik dan sadat akan resiko bencana yang bisa saja terjadi kapan saja.
“Kita semua harus tahu kondisi lingkungan kita seperti apa, apa saja kemungkinan yang bisa terjadi. Dan kita harus persiapkan semua itu, karena kita tidak pernah tahu kapan terjadinya bencana,” ujar Titis, sapaan akrabnya.
Mengingat pentingnya seminar tersebut, pihak MDMC pun mendatangkan pemateri profesional dibidangnya. Tak hanya tinjaun secara ilmu pengetahuan namun secara agama pun tetap ada pantaun.
“Kami mendatangkan Dr Ali Trigiyatmo, anggota Pleno PDM Kabupaten Batang yang juga dosen IAIN Pekalongan untuk membahas fiqih bencana, dan praktisi penanggulangan bencana sekaligus Ketua MDMC Jawa Tengah Naibul Umam Eko Sakti, MSi. Acara dibuka oleh Kalakhar BPBD Kota Pekalongan Suseno,” terang Titits.
Ia berharap, dengan adanya seminar bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya bencana serta mampu mengurangi resiko terdampaknya.
Sementara itu, Kalakhar BPBD Kota Pekalongan Suseno menuturkan, bahwa Jawa Tengah mempunyai semua potensi bencana alam di belahan buminya. Mulai dari gunung meletus, banjir, longsor serta gempa bumi.
“Dengan semua resiko yang ada, diharapkan bapak ibu yang mengikuti seminar ini mampu memahami dan mengerti terutama peringatan dini bencana,” tandasnya.
Karena bencana merupakan tanggung jawab bersama. Semua lapisan masyarakat harus bersinergi mengatasi bencana, sehingga diperlukan adanya pemerataan kepahaman tentang mengatasi bencana.
“Ketika terjadi bencana, yang utama dilakukan adalah evakuasi mandiri dan yang ditolong adalah keluarga terdekat. Karena tim pasti akan datang setelah usai kejadian, maka semua harus faham bagaimana menanganinya ” pungkasnya. (tubagus ms)