PALU, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disater Managemant Center (MDMC) bersama Lazismu mengambil peran dalam penanggulangan bencana gempa dan tsunami di Donggala – Palu, Sulawesi Tengah. Sejak terjadinya bencana pada Kamis 28 September 2018 waktu yang lalu, 144 orang relawan MDMC-Lazismu telah di kirimkan untuk melakukan respon kepada terdampak. Tim relawan MDMC -Lazismu merupakan gabungan dari relawan Muhammadiyah Makassar, Toli-toli, Palu, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Timur, dan gubungan Tim Relawan seluruh Indonesia lainnya.
Tim Relawan tersebut adalah tenaga medis yang terdiri dokter spesialis dan perawat dari RS Pondok Kopi, RSI Cempaka Putih, RS Muhammadiyah Lamongan, UMKT, UNISMUH, dan Tim Medis MDMC -Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, serta relawan yang memiliki kapasitas di bidang Search and Rescue (SAR), dan manajemen Dapur Umum.
Disampaikan oleh Ketua MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budi Setiawan, hingga saat ini (10/10) relawan Muhammadiyah telah melakukan assessment secara maksimal untuk terdampak. Seperti melalukan pelayanan kesehatan yang ditempatkan di Kampus Unismuh Palu, Lombo Dolo Kabupaten Donggala, Sidera Kabupaten Sigi, Bobo Kabupaten Sigi, Tanamo Dinding Kota Palu dan Pengawu Kota Palu.
Pelayanan kesehatan dilakukan melalui kegiatan mobile dan melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan untuk menentukan assessment di daerah-daerah terdampak.
“Melihat, data yang dihimpun pada Selasa (9/10) terdapat 1220 jiwa yang membutuhkan penanganan medis. Maka sejak Rabu (3/10) lalu, kami telah mengirimkan 10 Dokter Spesialis untuk menambah tenaga medis dalam melakukan pelayanan medis,” ungkapnya.
Sementara, untuk memenuhi kebutuhan logistik, MDMC-Lazismu telah mendistribusikan 26 lembar terpal, 87 paket alas tidur, 55 hygine kit, 26 dos popok bayi, 1 dos pembalut wanita, 3 unit genset, 1522 dos air mineral, 1522 dos mie instan, 1200 kg beras, 139 bungkus biskuit, 121 bungkus kopi, 9 dos minyak telon, dan 89 dos susu balita.
Sejumlah Logistik tersebut, didistribusikan kepada warga terdampak di Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah, Desa Kola-kola Kecamatan Banawa Tengah, dan pendistribusian secara langsung kepada warga terdampak di Pos Koordinasi (Poskor) Universitas Muhamamdiyah (Unismuh) Palu.
“Jumlah logistik yang telah didistribusikan sejak 3-7 Oktober 2018 telah diberikan kepada 3.006 Kartu Keluarga (KK) atau 12.055 orang terdampak,” pungkasnya.
Untuk dapat mendistribusikan logistik tersebut, disampaikan oleh Arif Rahman Relawan MDMC-Lazismu bahwa pihaknya merupakan salah satu relawan yang harus menempuh jalan panjang dan terjal. Hal itu ia alami pada saat mengantarkan bantuan logistik dari Muhammadiyah Pare-Pare ke Pos Koordinasi di Unismuh Palu. Perjalanan darat dilanjutkan denggan menggunakan satu unit ambulance karena kesulitan mencari transportasi lainnya.
Kedatangan logistik dan relawan Muhammadiyah tentunya sebanding dengan kebutuhan makanan yang dikomunikasikan oleh Tim Dapur Umum (DU) MDMC-Lazismu. Selama masa tanggap darurat bencana gempa dan tsunami Palu, DU di Poskor difungsikan untuk menyuplai kebutuhan makanan terdampak dan relawan yang berada di pengungsian. Setiap harinya, tim DU memasak dengan kapasitas 200 bungkus nasi.
Sedangkan, pada kegiatan pasca bencana, MDMC-Lazismu mengadakan kegiatan psikososial untuk mendampingi terdampak dalam masa pemulihan. Hal tersebut dilakukan oleh tim relawan berupa bermain bersama anak-anak, pendampingan belajar dan menggambar, pembimbingan pelajaran agama dan mengaji, dan mengedukasi tentang kebencanaan di Poskor Unismuh Palu dan Desa Bobo Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi.
Sementara, dampak lain yang dirasakan masyarakat ialah kesulitan terhadap akses air bersih. Melihat hal tersebut, pada Senin (8/10) kemarin MDMC telah menggagas Water and Sanitation Hygine Promotion (Wash) atau bantuan penampung air bersih normalisasi instalasi air bersih yang berada di Poskor Unismuh Palu. Disampaikan oleh Yockie Asmoro Relawan Muhammadiyah di Palu bahwa pemasangan instalasi air bersih yang nantinya akan didistribusikan ke delapan titik Posyan.
“Secara prinsip pengelolaan hunian akan terintegrasi dengan Wash sehingga akan memudahkan bagi warga terdampak dalam mengakses air untuk memenuhi kebutuhan pribadi,” ucapnya.
Selain pembangunan fasilitas air di delapan titik, MDMC-Lazismu telah menginisiasi pembangunan Hunian Sementara (Huntara) berupa mendistribusikan tenda dan pembangunan 5 buah tenda secara serentak.
Harapan Budi, dengan hadirnya Relawan sebagai bentuk pertolongan untuk warga terdampak bencana Gempa dan Tsunami di Palu sehingga dapat memberikan kebaikan kepada masyarakat luas,” pungkasnya. (Sls)