Buka Cakrawala Global, Muchild Education and Culture Visitation Goes to Korea

Buka Cakrawala Global, Muchild Education and Culture Visitation Goes to Korea

Sambutan hangat Congang Middle school (Dok Istimewa)

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta melakukan “Education and Culture Visitation” ke Korea Selatan pada 4-12 November 2018. Sebanyak 26 siswa dan 4 guru pendamping SMP Muha belajar bagaimana sistem pendidikan dan budaya Korea Selatan yang termasuk sebagai negara maju dan modern.

Kepala SMP Muha Supriyadi, SPd, MSi mengungkapkan para peserta mengunjugi berbagai landmark serta lembaga pendidikan negeri ginseng tersebut. Diantaranya Istana Gyeongbok, Seoul National University, Nami Island, DMZ (Demilitary Zone), Pheuchon, Choong-Ang Middle School (sekolah menengah tertua di Seoul), Masjid Itaewon, Nanta Show, hingga mempelajari kemajuan teknologi Samsung di Seoul.

Menurut Supriyadi, ada hal yang menarik sewaktu mengunjungi  dan melaksanakan sholat jumat di sebuah Masjid di Korea yang sangat terkenal yaitu Masjid Itaewon.

“Suara Adzan adalah menjadi hal yang langka kami dengarkan sejak berada di Korea ini. Begitu memasuki daerah sekitar masjid, mak ces hati kami mendengar lantunan suara adzan,” ungkapnya.

Muchild Visit Korea (Dok Istimewa)

Masjid Itaewon, lanjut Supriyadi, adalah masjid tertua di seoul berdiri tahun 1976. Masjid ini menjadi pusat kegiatan moslem di Korsel. Masjid Itaewon atau di sebut juga Seoul Central Mosque menjadi kebanggaan lebih dari 45 ribu masyarakat asli korea yang telah memeluk Islam, pendirinya merupakan komunitas Muslim setempat yang bermukim di distrik Yongsan, mereka kebanyakan adalah para pendatang dari negara Timur Tengah.

Itaewon Mosque punya arsitektur yang cantik, masih menurut Supriyadi, masjidnya berwarna putih ini terdapat dua menara di bagian depannya dengan lambang bulan sabit diatasnya. Bagian depan pintu masuknya terdapat tulisan “Allahu Akbar” menggunakan huruf Arab yang cukup besar. Puluhan anak tangga tampak menghiasi bangunan masjid sebelum masuk ke dalamnya.

Supriyadi berharap melalui “Education and Culture Visitation”, dapat memacu semangat belajar para siswa dan guru dalam menuntut ilmu serta membuka cakrawala kepada dunia global.(Riz)

Exit mobile version