YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Konsolidasi Organisasi dan Kaderisasi Drs A Dahlan Rais, MHum menyampaikan sejumlah pesan jelang perhelatan Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Pemuda Mihammadiyah.
Muktamar IPM XXI digelar di Sidorajo pada tanggal 18-20 November, sedangkan Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII berselang satu minggu kemudian di Yogyakarta pada 25-28 November.
Dahlan turut bergembira dengan pelaksaan muktamar kali ini, pasalnya untuk nama dan jumlah peserta sudah diketahui, sehingga tidak akan ada peserta siluman yang secara mendadak menjadi peserta muktamar. Kedua, pengaplikasian teknologi informasi dalam pelaksanaan kedua muktamar ini.
Tak hanya itu, program yang diusung keduanya telah berhasil menyentuh langsung kemajuan masyarakat. Sehingga dengan program-program yang diusung, Dahlan berharap dapat memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik.
“IPM misalnya dengan literasinya dengan program perpustakaan terbuka dan lain-lain. Itukan sangat dibutuhkan terutama lagsung menyangkut pelajaran” kata Dahlan seperti dilansir dari Tv Muhammadiyah, Kamis (8/11).
Dahlan berharap pelaksanaan keduanya berlangsung dengan tertib, demokratis, elegan serta dapat menjadi contoh kongres, munas atau muktamar organisasi lain. Di tengah kabar gembira yang ia dapatkan, ia juga menyampaikan keprihatinannya dari aspek human development index.
“Kita masih prihatin kita masih pada peringkat 116 dari 189 negara. Yang 189 terbagi dalam 4 kluster, kita masuk medium, tapi ternyata medium itu nggak kelas tengah karena kelas pertama itu ternyata very high, yang kedua high,ketiga medium baru low.”
Keprihatinan tersebut diharapkannya dapat terselesaikan oleh Pemuda Muhammadiyah yang menjadikan masalah tersebut sebagai salah satu programnya. Dengan bekerja lebih keras, mandiri, serta menumbuhkan kesadaran bangsa bahwa persaingan antar masyarakat itu sangat luar biasa ketatnya.
Dahlan melanjutkan, masing-masing peserta muktamar boleh berkampanye selama tidak menghadirkan politik hitam, hoaks, dan ujaran-ujaran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sedang untuk kriteria ia menilai sudah dipahami oleh masing-masing kandidat, sehingga mudah-mudahan dari pelaksanaan muktamar kali akan terpilih best of the best. (Wesar/Riz)