SIDOARJO, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir mengajak kepada seluruh kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah agar menjadikan muktamar untuk meneguhkan IPM menjadi generasi nuun sebagaimana semboyannya (QS. Al Qalam [68] : 1).
“Jadikan muktamar ini sebagai momentum untuk seluruh kader meneguhkan IPM menjadi generasi nuun – iqra,” kata Haedar dalam pembukaan Muktamar IPM XXI di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) pada Senin (19/11).
Menurut Haedar generasi nuun dan iqra tersebut yaitu mereka yang mempunyai etos keilmuan dan fikrah, generasi yang punya kesadaran masa depan. “Serta kader yang menjadi sosok insan-insan muslim terpelajar yang berakhlak mulia dan mampu memadukan iman dan kemajuan,” imbuhnya.
Kemudian, Haedar mengingatkan tentang slogan IPM yang sejak dulu dijunjung segenap kader IPM yaitu tertib ibadah, tertib belajar, dan tertib organisasi.
“Tertib ibadah kita selalu habluminnaallah dan punya spirit untuk menjadi seorang yang kata sejalan dengan tindakan, tulus, jujur dan sederhana. Itu yang membuat kita hidup nikmat dalam hidup. Dan itulah yang ditanamkan IPM dan kami rasakan tertanam kuat sampai saat ini,” ungkap Ketua I PP IPM Periode 1983-1986 tersebut.
Kedua, lanjut Haedar, yaitu tertib organisasi sebagaimana Muhammadiyah menjadi organisasi modern. “Dengan organisasi modern kita bisa memberi contoh untuk bangsa ini. Kalau kita ingin naik kelas sebagai bangsa yang dulu lama dijajah, yang kita dulu sering kalah dalam strategi karena mereka lebih pandai maka satu-satunya jalan adalah bangsa ini harus menjadi bangsa yang terorganisir dan terorganisasi,” urainya. Organisasi harus modern yaitu rasional, efisien, efektif, produktif, dan orientasi ke masa depan. Itulah yang akan mengubah masa depan Indonesia.
Ketiga, masih menurut Haedar, yaitu tertib belajar dengan menanamkan tradisi fikrah serta tradisi keilmuan. “Maka banyak lulusan IPM yang terus haus ilmu dan kalau tidak haus ilmu bukan IPM. Karena itu jangan terlalu banyak mengobrol dan lupa membaca. Jadi ini penting menjadi etos, dan galilah ilmu nun wal qolami wamaa yasthuruun,” pungkasnya.(Wesar/Riz)