BATU, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bekerjasama dengan Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana), Lazismu, dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adakan Diklat Lapang Relawan Muhammadiyah II sebagai salah satu agenda peringatan Milad Muhammadiyah 106.
Acara berlangsung di Wisata Cuban Talun, Batu dan dihadiri oleh Arif Nur Kholis selaku Sekretaris MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Zakarija Achmad selaku Koordinator Psikososial MDMC PP Muhammadiyah, Unang Endro Waluyo selaku Ketua MDMC Rayon II, dr Rubi Anto Cahyono selaku Ketua MDMC Kota Blitar, Imam selaku Ketua MDMC Kabupaten Trenggalek, dan Rosi Hendrawan selaku Ketua MDMC Kabupaten Malang mewakili MDMC Malang Raya (17-18/11).
Unang Indro Waluyo menjelaskan, harapannya kegiatan diklat lapang mampu memenuhi kebutuhan ilmu bagi relawan tanggap bencana. Peserta relawan setidaknya memiliki gambaran bagaimana bekerja di lapangan saat terjadi bencana dan mengerti terkait manajemen posko. “Selain mempersiapkan metal dan fisik, relawan juga harus paham kemampuan atau ilmu apa yang dimiliki untuk diterapkan dalam membantu penyintas, ” jelasnya.
Rosi Hendrawan menyampaikan, semangat luar biasa yang ditularkan panitia mampu memotivasi peserta untuk mengikuti kegiatan diklat lapang hingga tuntas. Peserta tampak antusias dan mampu belajar dan memahami ilmu yang disampaikan oleh pemateri. Harapannya, gerakan relawan dapat terus ditingkatkan baik di dalam kampus melalui Maharesigana maupun di luar kampus. Selain itu, relawan juga harus memperdalam ilmu kemuhammadiahan sebelum benar-benar turun ke lokasi bencana agar memiliki bekal ilmu yang kuat dan mampu memaknai apa yang terjadi dengan baik. “Selain mental, fisik dan ilmu, relawan juga harus berbekal iman yang kuat termasuk kemuhammadiahan dan fiqih bencana,” jelasnya.
Indra Fery selaku ketua pelaksana Diklat Lapang Relawan Muhammadiyah menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan itu adalah untuk menjadikan para relawan kompeten terkait penanganan kebencanaan sehingga tidak kaget saat di lapangan. Selain itu, kegiatan diklat juga sebagai wadah silaturahmi antar relawan sari berbagai wilayah.
Ia menjelaskan, sesungguhnya kegiatan itu hanya bersifat Malang Raya, namun peminatnya luar biasa dari berbagai wilayah seperti Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Mojokerto, Cianjur, Pasuruan, Surabaya, Yogyakarta, Pacitan, Sidoarjo, Purwokerto, dan Lamongan dengan jumlah peserta 125 orang. “Kami berusaha menyambut seluruh peserta dengan baik dan kami ucapkan terimakasih atas semangat belajar peserta,” jelas relawan tim media PP MDMC tersebut.
Selain itu, ia menjelaskan terkait materi yang diberikan merupakan materi dasar kerelawanan. Hal itu mengingat bahwa diklat lapang yang diadakan adalah diklat dasar sehingga pemenuhan masih bersifat dasar. Materi yang diberikan yaitu psikososial, fikih kebencanaan, search and rescue, medis, manajemen posko, dan jurnalistik kebencanaan. Tak tertinggal, ia menjelaskan, kegiatan akhir dari materi yang diberikan adalah mempraktekan ilmu yang sudah diajarkan dengan cara melakukan simulasi kebencanaan. “Kita masih lakukan pengamatan kedepannya untuk melakukan diklat lanjut, tentunya dengan syarat peserta harus sudah pernah mengikuti diklat dasar. Kita lihat saja kedepannya,” jelasnya.
Fanny Ramadan selaku peserta menjelaskan bahwa ia sangat bersyukur dapat mengikuti Diklat Lapang Relawan Muhammadiyah. Ia mengutarakan, meskipun ia memiliki kemungkinan kecil untuk dapat bertugas langsung di daerah bencana, setidaknya ia mendapatkan ilmu bagaimana dalam menyikapi bencana. Sehingga, ia mampu melindungi diri sendiri dan keluarga, atau bahkan secara luas melindungi masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggalnya. “Materinya sangat menarik dan rata-rata merupakan ilmu baru yang saya dapatkan hanya di Diklat Lapang Relawan Muhammadiyah ini,” jelas mahasiswa UMM tersebut. (Nata Hendriati)