IPM Sebagai Aksentuator Dakwah Muhammadiyah di Era Milenial

IPM Sebagai Aksentuator Dakwah Muhammadiyah di Era Milenial

Penutupan Muktamar (Dok PP IPM)

SIDOARJO, Suara Muhammadiyah – Kader Ikatan Pelajar Muhamamdiyah diharapkan menjadi aksentuator Muhamamdiyah di era milenial. Kini IPM berhadapan dengan era disrupsi untuk terus menggaungkan dakwah berkemajuan persyarikatan.

Itulah yang disampaikan Anggota Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam penutupan Muktamar XXI IPM di Auditorium AR Fachruddin SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Rabu (21/11).

“Jadi di era ini IPM ke depan harus banyak melakukan kajian ulang dan evaluasi terhadap sistem gerakannya, sistem ideologinya, bahkan sistem organisasinya, di era yang serba tidak teratur, di era pergeseran ini,” ungkap Sekretaris Jenderal PP IPM Periode 2014-2016 tersebut.

Menurutnya, sebagai aksentuator IPM memiliki tugas sebagai penggerak, penekan atau pemukul bunyi irama dakwah dan tajdid Muhammadiyah, artinya ketika gerakan Muhammadiyah kurang terdengar di telinga masyarakat, maka tugas IPM ialah membantu Muhammadiyah supaya terdengar untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan.

Selain itu, Azaki juga menyampaikan selamat atas penetapan Hafiz Syafa’aturrahman sebagai Ketua Umum dan M Furqan Ramli sebagai Sekretaris Jendral PP IPM Periode 2018-2020 hasil Muktamar XXI IPM.

“Saya mengenal betul bagaimana kapasitas religiusitas, intelektual, maupun keorganisasian dari dua orang ini,” tandasnya.

Muktamar XXI IPM di Sidoarjo resmi ditutup oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) sekaligus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr Hidayatulloh, MSi.

Menurut Hidayatulloh, kader IPM mempunyai posisi yang sangat sangat strategis di Muhammadiyah sebagai tiga dimensi kader, yaitu kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa.

“Masa depan persyarikatan Muhammadiyah itu sangat ditentukan oleh ketersediaan kader persyarikatan dan itu diawali dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah,” ungkapnya.

Selain itu, Hidayatulloh juga mengingatkan agar IPM menjaga “3T” yaitu tertib ibadah, tertib belajar dan  tertib organanisasi.

“Kalau itu bisa kita jaga, kita kembangkan, kita perkuat, saya punya keyakinan kuat kita akan bisa melaksanakan fungsi kita sebagai kader persyariaktan, kader umat, dan kader bangsa,” pungkasnya.(Wesar/Riz)

Exit mobile version