SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Asosiasi Pengelola Asrama Mahasiswa Muhammadiyah (ASLAMA) menyelenggarakan Musyawarah Nasional I di Semarang. Tuan rumah kegiatan ini adalah Universitas Muhammadiyah Semarang. Kegiatan yang akan dilangsungkan selama tiga hari tersebut dihadiri oleh 57 peserta yang terdiri dari berbagai unsur yang terkait dengan pengelolaan asrama mahasiswa, seperti Direktur/Kepala Asrama Mahasiswa, rektor, lembaga al Islam dan Kemuhammadiyahan,maupun kemahasiswaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah dari seluruh Indonesia.
Program kerja terakhir Pengurus Aslama Periode 2016-2018 ini diamanahkan penyelenggaraannya oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah kepada Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Kemudian, Unimus dalam teknis pelaksanaannya memberikan mandat secara penuh kepada Ponpes Putri KH Sahlan Rosjidi Unimus tanpa lepas koordinasi dengan Aslama.
Rohmat Suprapto, MSi selaku ketua pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan yang bertempat di Hotel Gets tersebut memiliki lima agenda pokok. “Pertama, seminar pengelolaan rusunawa di era milenial, kemudian best practice asrama satu minggu (UMM), asrama satu bulan (UM Ponorogo), asrama 1 tahun (Unimus), LPJ Pengurus Aslama periode 2016-2018 serta pemilihan pengurus baru, serta diakhiri dengan city tour yang diawali dengan mengunjungi rusunawa Unimus, dilanjutkan ke beberapa wisata yang ada di Semarang,” tuturnya.
Ketua Aslama, Ghoffar Ismail, MA mengucapkan terima kasih kepada Majelis Diktilitbang yang selalu menyemangati agar Aslama terus maju. Ia juga berterima kasih kepada Rektor Unimus yang telah bersedia menjadi tuan rumah acara ini. “Beberapa PTMA mengatakan, bahwa Aslama sebagai asosiasi yang masih muda berjalan cepat sekali. Bahkan seperti berlari. Padahal, karena Aslama adalah anak yang baru tumbuh, beberapa hal dilakukan atas dasar bonek alias bondo nekat,” ungkapnya. Ia berharap, Munas ini dijadikan ajang perbaikan di Aslama untuk memilih orang-orang terbaik yang akan mengawal Aslama periode mendatang.
Rektor Unimus mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta di Semarang. Ia juga menyampaikan, bahwa perintah apapun dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Unimus selalu siap mengerjakan, termasuk Munas Aslama kali ini. Secara khusus, rektor melaporkan perihal Rusunawa Unimus pada kesempatan tersebut.
“Rusunawa kami resmi terdaftar di Kemenag sejak 20dua tahun yang lalu sebagai Pesantren Mahasiswa Putri KH Sahlan Rosjidi Unimus. Januari 2019 kami akan memulai pembangunan apartemen mahasiswa 9 lantai, sekitar 300 kamar, yang dapat menampung 600 mahasiswa. Pengelolaannya di bawah direktur rusunawa, sebagai perluasan Pesma KH Sahlan Rosjidi. Asrama di PTMA memang idealnya tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi ada unsur perkaderan di sana, baik secara keislaman, kebangsaan, maupun kemanusiaan,” jelasnya.
Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Prof. Lincolin Arsyad PhD., Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. “Fungsi strategis asrama harus menjadi konsern kita bersama. Seluruh pimpinan PTMA harus sadar betul akan hal itu. Karena, di sinilah akan lahir para pemimpin bangsa. Kita harus bisa mengatakan begitu sebagaimana di NUS, National University of Singapore, yang asrama mahasiswanya berani menyampaikan bahwa di sinilah tempat calon pemimpin-pemimpin dunia,” pungkasnya. (nu)