BANTUL, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Centre PP Muhammadiyah ikut serta dalam menggembirakan muktamar Pemuda Muhammadiyah yang diselenggarakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 25-28 November 2018.
Bincang bencana dengan tema “Peran kritis kader milenial dalam mitigasi bencana di Indonesia” Turut menghadirkan Budi Setiawan selaku Ketua MDMC PP, dan Mahli Zainudin Tago selaku Sekretaris Umum badan pengurus lazisMu, Senin (26/11).
Tujuan bincang bencana kali ini adalah untuk memberdayakan generasi saat ini, dan mengembirakan dakwah persyarikatan yang sesuai dengan milad 106 Tahun Muhammadiyah, ta’awun benar-benar terealisasikan.
Ghifari Yuristiadi selaku moderator dalam acara bincang bencana menyampaikan bagaimana sikap generasi milenial terhadap gerakan filantropi dan kebencanaan. Terlebih fokus pada penanggulangan bencana.
Kunci sukses MDMC dalam meningkatkan minat generasi milenial dalam penanggulangan bencana memiliki strategi yang cukup menarik.
Budi Setiawan mengatakan banyak anak muda yang berangkat untuk menjadi relawan, oleh karenanya semangat generasi muda yang perlu diatur.
“Semangat inilah yang perlu kita ekspos sehingga eksistensi kita wadahi. Tidak butuh relawan yang banyak akan tetapi yang semangat untuk mengatur posko dan lainnya,” ujarnya.
Disinggung lagi mengenai penghargaan yang telah diterima MDMC beberapa waktu lalu, Budi apresiasi untuk semua relawan yang mempunyai semangat luar biasa.
MDMC tidak bisa berdiri sendiri tanpa kerjasama dengan LazisMu. Koordinasi dengan PP Muhammadiyah, MDMC dan LazisMU saling bekerjasama dalam dua hal, yakni MDMC fokus untuk di lapangan dan LazisMu fokus untuk fundraising.
Gerakan Muhammadiyah sangat dimotori oleh generasi milenial yang memiliki semangat filantropi.
“MDMC dan lazisMu merupakan dua sisi dari mata uang yang sama” ujar Mahli Zainudin selaku Sekretaris Umum Badan Pengurus Lazismu Pusat.
“Tantangan lazisMu pada periode ini adalah penataan sistem. Karena peran LazisMu yang mengelola uang banyak itu tidaklah mudah. Dalam menata sistem itu harus banyak duduk bersama khususnya dengan MDMC,” tambahnya.
Bertemu juga dengan peserta bincang bencana Rora sekaligus relawan psikososial gempa Lombok dan Palu mengatakan bahwa, ia bangga menjadi relawan. “Karena jadi relawan itu merupakan kesempatan buat ketemu orang hebat dam bisa membantu orang disekitar yang sekiranya membutuhkan” ujarnya.
Generasi milenial saat ini lebih mengenal dekat dengan istilah hashtag. Kali ini MDMC mengajak generasi milenial untuk kegiatan yang menyentuh, karena generasi milenial punya banyak kelebihan.
Ketua MDMC mengharapkan generasi milenial dapat mengembangkan kegiatan kerelawanan mengajak dan menceritakan secara tepat dengan cara penulisan, seperti kegiatan dalam mendampingi warga terdampak (Membuat blog yang bisa dishare dan bisa berkelanjutan sehingga bisa dikenang dalam bentuk tulisan tidak hanya foto) sehingga bisa didokumentasikan. Selain itu juga menjadi generasi milenial yang aktif, serta gembira terhadap aktifitas sosial. (Mia)