TAIWAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar dan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budiyanto melakukan kunjungan ke Taiwan pada 1-4 Desember 2018.
Pada 3 Desember 2018, Haedar Nashir menyampaikan kuliah umum di Ando Auditorium Asia Museum of Modern Art, Asia University Taiwan. Dalam paparannya, Haedar menyatakan bahwa Islam Indonesia mengalami transformasi yang dinamis. Pada awal abad ke-20 seiring dengan bangkitnya kesadaran nasional secara lebih terorganisasi dan mulai tumbuhnya benih modernisasi, hadir proses baru dalam Islamisasi yaitu Islam berwajah pembaruan atau tajdid. “Islam yang memberi sentuhan kemajuan atau kemoderenan itu diperankan oleh organisi-organisasi pembaruan khususnya Muhammadiyah,” katanya.
Menurut Haedar, peran Islam modern sangat penting selain dalam menumbuhkan nasionalisme dan kedararan politik baru menentang penjajah dengan cara modern juga dalam memajukan umat dan bangsa pasca Indonesia merdeka. “Tanpa gerakan pembaruan tidak mungkin lahir generasi muslim terpelajar yang kemudian tampil sebagai kelas menengah baru dan menjadi pilar lahirnya pranata-pranata sosial Islam yang maju,” ujarnya.
“Generasi muslim yang lahir dalam kultur Islam pembaruan ini bahkan di belakang hari memproduksi elit muslim di berbagai lembaga pemerintahan, yang membentuk genre baru Islam Indonesia yang memperkuat pilar pergerakan Islam di basis kemasyarakatan dan civil society. Tanpa kehadiran Islam berkemajuan atau Islam reformis-modernis tidak mungkin lahir wajah Islam Indonesia yang kosmopolit, urban, dan sanggup hidup di tengah modernitas tahap lanjut dan globalisasi yang membuana seperti kita saksikan hari ini,” ulas Haedar.
Dalam pandangan Muhammadiyah, kata Haedar, Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk membangun peradaban yang utama dan menjadi rahmat bagi semesta, inilah yang disebut din al-hadlarah. Nabi Muhammad bersama kaum muslimin selama 23 tahun telah menjadikan Yasrib yang pedesaan menjadi al-Madinah al Munawwarah, kota peradaban yang cerah dan mencerahkan. Setelah itu selama sekitar lima sampai enam abad Islam menjadi peradaban yang maju di pentas dunia.
Islam mengajarkan manusia untuk Iqra (QS Al Alaq: 1-5), menjadi pelaku perubahan dan berwawasan ke depan (QS Ar-Ra’du: 11; Al-Hasyr: 18). “Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah. Kemajuan dalam pandangan Islam bersifat multiaspek baik dalam kehidupan keagamaan maupun dalam seluruh dimensi kehidupan, yang melahirkan peradaban utama sebagai bentuk peradaban alternatif yang unggul secara lahiriah dan ruhaniah,” tuturnya.
Dalam lawatan tersebut, Haedar Nashir juga melakukan peresmian Kantor Dakwah dan Layanan Lazismu PCIM Taiwan. Haedar menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PCIM dan PCIA Taiwan atas berdirinya Kantor Dakwah dan pusat Layanan Lazismu Taiwan. Haedar berharap kantor dakwah ini dapat menjadi misi dakwah yang membawa kemajuan masyarakat setidaknya untuk keluarga besar diaspora Indonesia di Taiwan. “Dengan persaudaraan ini akan menjadi kokoh satu kesatuan. Selain itu, dapat dihasilkan pengetahuan, informasi dan ilmu untuk berta’awun untuk kepentingan masyarakat luas,” ungkapnya. (ribas)