DONGGALA, Suara Muhammadiyah — Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan olah data terbaru seputar kebutuhan para penyintas di Desa Sirenja, Kabupaten Donggala, Senin (3/12).
Wakil Ketua MDMC Rahmawati Husein mengatakan, MDMC berkomitmen terus melakukan pendampingan dan layanan kepada penyintas. Khususnya layanan logistik, pendidikan, kesehatan, psikososial dan huntara.
“MDMC sebagai lembaga yang bertugas mengkoordinasikan penanggulangan bencana di Muhammadiyah berkomitmen membantu para penyintas hingga bulan Maret 2019,” kata Rahmawati.
Anggota Advisory Group untuk Central Emergency Responce Fund (CERF) PBB untuk situasi darurat kemanusiaan tersebut melanjutkan, sejak 1 Oktober 2018 hingga saat ini, MDMC telah membuka 9 pos layanan. Posko tersebut yaitu di Bobo, Sindera, Salua, Wani 2, Pantoloan, Liku Tawaeli, Balaroa, Sirenja, dan di Unismuh Palu.
“MDMC juga telah mengirimkan lebih dari 560 relawan Muhammadiyah yang berasal dari seluruh Indonesia,” imbuh Rahmawati.
Sementara itu, koordinator camp pengungsian di Desa Sireja, Sofyan, mengaku sangat berterimakasih kepada MDMC. “Terimakasih telah mendampingi kami sejak awal bencana gempa dan tsunami,” kata guru bahasa Inggris di SMPN 1 Sirenja itu.
Menurut Sofyan, saat ini penyintas anak-anak masih membutuhkan school kit. Sebab, mereka tidak sempat menyelamatkan peralatan sekolah dan seragam yang hanyut tergulung tsunami. “Kami ada 660 murid. Siswa kelas 1 dan 2 melaksanakan kegiatan belajar di sekolah darurat. Kelas 3 masih memanfaatkan ruang kelas yang dirasa aman untuk kegiatan belajar,” tandas Sofyan. (Indra)