MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah di Kabupaten Wajo pada awalnya tidak mendapat simpati, karena masyarakat menganggap organisasi ini akan menghilangkan tradisi dan adat istiadat. Dalam perjalanannya hingga saat ini, Muhammadiyah telah memberikan sumbangsih terhadap proses transformasi sosial di Kabupaten Wajo.
Muhammadiyah di Wajo dapat diidentifikasi dalam tiga bentuk gerakan sosial, yaitu gerakan sosial di bidang dakwah, pendidikan, serta bidang sosial kemasyarakatan dan kesehatan. Dalam bidang keagamaan, Muhammadiyah berkontribusi terhadap pemberantasan takhayul, bidah, dan khurafat. Dalam bidang pendidikan, organisasi telah banyak mengubah paradigma berpikir masyarakat.
Itulah beberapa simpulan yang disampaikan Hidayah Quraisy, dalam Sidang Promosi Doktor bidang Ilmu Sosiologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Sekretaris Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulsel ini meraih gelar Doktor di Aula PPs Universitas Negeri Makassar (UNM), Rabu (5/12).
Sidang Promosi dipimpin Direktur Program Pascasarjana UNM Prof Dr Hamsu Gani. Hadir sebagai penguji Prof Dr Muh Tahir Kasnawi (Promotor), Prof Dr Ahmad Sewang (Ko-Promotor), Prof Dr Heri Tahir (Co Promotor). Penguji lainnya Prof Dr Andi Agustang (Kaprodi S3 Sosiologi UNM), Dr Muhammad Syukur dan Prof Dr Wahyuddin (Penguji Eksternal).
Turut hadir dalam sidang promosi ini, Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulsel Dr Nurhayati Azis, Rektor Unismuh Makassar Dr Abd Rahman Rahim. Ratusan peserta lainnya, terdiri dari keluarga, aktivis Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta kolega dari Unismuh Makassar.
Hidayah Quraisy lahir di Sengkang, 7 Oktober 1955. Istri dari Dr Andi Aras ini merupakan dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar. Program Sarjana hingga Doktoral diselesaikannya di IKIP Ujung Pandang/ UNM, masing-masing pada tahun 1981 (S1), 2005 (S2), dan 2018 (S3).(Hadi Saputra)