BOYOLALI, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta mengadakan praktek komunitas di sawahan Ngemplak Boyolali selama hampir 1 bulan mulai 3 Desember 2018 sampai dengan 5 Januari 2019. Penyerahan Praktek Komunitas Inter professional Education & Implementasi (PK-IPEI) Program Gizi diserahkan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali.
Penyerahan dilakukan oleh Weni Hastuti, SKep, MKes selaku Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta kepada DKK Boyolali yang diterima Oleh Kapala Bidang SDK Wiratmo di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali sejumlah 183 mahasiswa terdiri atas 44 mahasiswa Program Studi S1 Gizi, 15 mahasiswa Prodi DIII Kebidanan, dan 124 mahasiswa Prodi DIII Keparawatan.
Weni Hastuti mengatakan bahwa tema PK-IPE i adalah Pemberdayaan Kesehatan Keluarga berupa Pemberdayaan Keluarga – One Team One Family. Weni menuturkan beberapa tujuan dari PK-IPE, yaitu pertama mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa alam mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pemberdayaan kesehatan keluarga dalam arti luas dan lingkungan secara terintegrasi (interdisipliner antar profesi di STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta).
Kedua, meningkatkan kepedulian dan komitmen, serta mempersiapkan mahasiswa terampil berkomunikasi dan bekerjasama antar profesi secara kolaboratif dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat,
Ketiga mempersiapkan mahasiswa mampu mengembangkan jejaring kerjasama dalam upaya pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan dalam dinamika kehidupan aktual di masyarakat dan keempat untuk meningkatkan Kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga cinta sehat.
Dalam penyerahan mahasiswa praktek komunitas juga dilaksanakan Penyampaian Petunjuk Teknis oleh Kepala Seksi SDK Ratoyo, AmdGz dan Kepala UPT Ngemplak dr Eka.
dr Eka menyampaikanbahwa Praktek Penyerahan Praktek Komunitas Inter profesional Education diharapkan menemukan permasalahan kesehatan secara umum, menemukan permasalahan gizi berupa gizi buruk dan obesitas, skrening ibu hamil resiko tinggi guna menurunkan Angka Kematian Ibu yang mana Desa Ngemplak paling tinggi, serta menyukseskan program pemerintah Jawa Tengah “Gayeng Nginceng Wong Meteng”.(Teguh)