LOMBOK, Suara Muhammadiyah – Sejak Lombok Nusa Tenggara Barat diguncang gempa bumi sebanyak 2 kali pada 29 Juli 2018 dan 5 Agustus 2018, Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Muhammadiyah telah melakukan kegiatan respon tanggap darurat.
Setelah melalui tahapan-tahapan dalam upaya memulihkan kondisi Lombok seperti kehidupan sebelum terjadi bencana, MDMC melakukan penutupan Poskoor yang selama lima bulan ini memberikan layanan transisi dari tanggap darurat ke pemulihan pasca bencana.
Penutupan Poskoor Muhammadiyah di NTB dihadiri 700 orang peserta dan pejabat undangan. Hadir dalam acara tersebut, Bupati Lombok Utara dan Limbok Timur, Kepala Pelaksana BPBD Lombok Utara dan Lombok Timur, Dinas Kesehatan Provinsi NTB, para Kepala Desa dari wilayah dampingan Muhammadiyah, PWM NTB, dan Relawan MDMC se-provinsi Nusa Tenggara Barat.
Agenda penutupan poskoor Muhammadiyah ini melibatkan penampilan seni dan kreasi anak-anak dari wilayah dampingan Muhammadiyah, yaitu Desa Dangiang, Kecamatan Gangga, Kecamatan Tanjung, Desa Sembalun, Desa Pohgading dan wilayah dampingan lainnya.
Selain itu, agenda penutupan juga menampilkan hasil pendampingan ekonomi produktif dari Lombok Utara, sebagai penanda kebangkitan ekonomi di Lombok pasca bencana.
Ketua MDMC Pimpinan Wilayah NTB Muslimin dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat, kepala desa dan pemerintah daerah yang telah memfasilitasi relawan Muhammadiyah dalam menjalankan misi pendampingan.
“Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan MDMC se-Indonesia, antara lain MDMC Jawa Barat, Sumatra Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan seluruh donatur yg telah memberikan bantuan melalui LazisMu, serta kepada segenap keluarga besar Muhammadiyah se-Indonesia yang tergabung dalam One Muhammadiyah One Responce,” kata Muslimin, Ahad (9/12).
Muslimin mengatakan bahwa Muhammadiyah telah menurunkan 1.116 relawan selama penanganan gempa bumi NTB.
MDMC PP Muhammadiyah yang diwakili oleh Chairil Anam dari Divisi Tanggap Darurat Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyampaikan upaya penanganan gempa Lombok Sumbawa yang dilakukan MDMC serta LazisMu akan terus berkesinambungan.
Selanjutnya, program pemulihan Lombok yang diselenggarakan akan bermitra dengan pemerintah daerah, baik Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Pemerintah Provinsi NTB.
Sikap ta’awun untuk negeri memberikan semangat menuju Lombok Sumbawa bangkit dan berkemajuan. Ucapan terima kasih juga disampaikan MDMC kepada pemerintah Provinsi Jawa Timur, Universitas Muhammadiyah Mataram, serta keluarga besar PWM NTB yang telah bahu membahu bersama relawan Muhammadiyah dalam penanganan darurat bencana gempa Lombok- Sumbawa.
Dalam kegiatan penutupan tersebut sekaligus melantik MDMC Sembalun sebagai ujung tombak penanganan bencana di wilayah Gunung Rinjani.
Gempa bumi NTB memberikan dampak kerusakan bangunan, korban luka-luka, dan meninggal. Terhitung sejak gempa kali pertama pada 29 Juli, MDMC telah melakukan kegiatan tanggap darurat dan transisi tanggap darurat ke kepemulihan. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi layanan kesehatan, logistik, water & sanitation hygiene (WASH), hunian sementara (huntara), psikososial, dan pendidikan darurat, serta pembangunan amal usaha Muhammadiyah, berupa sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa.
Tercatat 691 Kepala Keluarga yang tersebar di desa dampingan MDMC mendapatkan hunian sementara, 3.550 jiwa menerima water & sanitation hygiene (WASH), 1.864 jiwa penerima manfaat Balai Kampong, 11.153 jiwa menerima layanan kesehatan, 6.213 jiwa menerima distribusi makanan dan non makanan, dan 17.374 jiwa mendapat layanan psikososial.
Lokasi pendampingan yang dilakukan oleh MDMC berada di Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Sumbawa.(IY/AT)