MALANG, Suara Muhammadiyah – Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber physical system telah hadir dan sedang mengubah secara radikal cara manusia berkehidupan, bekerja dan berkomunikasi. Robot, mesin cerdas dan Internet of Things (IoT) sudah mulai mengambil alih pekerjaan rutin dan manual yang dikerjakan manusia.
Diperkirakan 35% keterampilan dasar akan hilang pada sepuluh tahun ke depan, digantikan oleh jenis-jenis pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya. Agar selalu relevan dengan tuntutan perubahan zaman, Perguruan Tinggi harus memformat ulang dan melakukan transformasi mendasar Visi layanan pendidikannya.
Perannya tidak lagi menyiapkan lulusan yang pekerjaannya telah digantingan robot dan mesin pintar, namun Perguruan Tinggi harus membekali lulusannya dengan kecakapan dan literasi multidisiplin yang dibutuhkan untuk menciptakan peluangkerja baru dengan memanfaatkan hadirnya Industri 4.0.
“Sebagai Perguruan Tinggi yang berkemajuan, Universitas Muhammadiyah Malang harus mengambil peran kepeloporan untuk memastikan bahwa hadirnya Industry 4.0 benar-benar akan mensejahterakan masyarakat,” kata Rektor UMM, Dr Fauzan, MPd saat ditanya berkaitan dengan kesiapan UMM menghadapi industry 4.0.
Berdasarkan survey yang dilakukan, ada sebanyak 20 CEO Top Indonesia mengaku tidak mendapatkan lulusan Perguruan Tinggi sesuai dengan apa yang dikehendaki perusahaan miliknya. Ini sangat disayangkan, karena berarti hanya sedikit dari lulusan yang bekerja sesuai dengan bidangnya.
Ini menjadi pengantar UMM mendirikan Institut Pendidikan Vokasi (IPV) UMM dengan tagline creating moment, progressing talent. IPV ini nantinya memiliki visi pelopor dalam pemajuan talenta. IPV akan melayani mulai dari masyarakat umum dewasa, anak-anak lulusan SMA/SMK dan juga civitas akademika UMM sendiri.
“Memberi kesempatan kapan saja dan kepada siapa saja untuk menambah dan meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap sesuai talenta dan minatnya. Sehingga mampu mengambil peluang menjadi pelaku utama dalam Making Indonesia 4.0, seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo,” terang Fauzan.
Untuk mengawali IPV ini, UMM akan membuka 5 sekolah bidang keahlian. Yakni Desain dan Media, TIK dan Elektronika, Bisnis dan Manajemen, Kesehatan dan Hospitality, serta Agribisnis. Kelima sekolah keahlian ini akan dibangunkan gedung seluas 20 hektar di wilayah Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Selanjutnya, jika kelima IPV ini sudah terlihat kemajuannya, UMM tentu akan terus mengembangkan juga menambah sekolah bidang keahlian lainnya yang memang benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan keinginan atmosfer pasar kerja,” pungkasnya. (Humas UMM)