YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Rasyid Ridho mengadakan diskusi kawasan merah Yogyakarta (Sarkem). Agenda tersebut diadakan atas kerjasama PK IMM Rasyid Ridho dan Syahid Foundation dalam rangka pemberdayaan masyarakat kawasan merah Yogyakarta, turut hadir kader PC IMM Ar Fakhruddin dan PC IMM Djazman Al Kindi sebagai wujud tanggung jawab bersama untuk rebranding kata “Sarkem” di langgar Al-Jabbar Pringgokusuman, Sabtu (29/12).
Ketua PK IMM Rasyid Ridho Baharuddin Rohim menyampaikan, “Diskusi ini adalah langkah awal kita selaku kaum akademisi untuk mengurai permasalahan yang ada pada tubuh Sarkem, selanjutnya gerakan gerakan pemberdayaan akan di kawal secara taktis dan strategis sebagai upaya rebranding Sarkem,” katanya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M STAIMS) menuturkan, “Dampak lokalisasi pada masyarakat sekitar sangat kami rasakan, terkhusus anak-anak dan remaja dimana mereka gaya hidup (lifestyle) sangat jauh dari kata wajar sehingga ini menjadi PR kita bersama bagaimana prioritas gerakan pemberdayaan masyarakat kawasan merah Yogyakarta ini pada anak usia remaja, dengan prioritas lahan garap menjadikan gerakan pemberdayaan tepat sasaran,” ungkap Isnanita Noviya
Turut hadir sebagai pemateri ketua LSBO (Lembaga Seni Budaya dan Olahraga) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, menuturkan “Persoalan Sarkem sebenarnya persoalan kita bersama, harus difahami bahwa kesejarahan sarkem bukan semata tempat terlarang jauh dari pada itu Kesejarahan melekat padanya yang wajib semua akademisi tau dan faham betul Sosio cultur sejarah Sarkem dari dulu hingga sekarang, dengan demikian image masyarakat terkait Sarkem akan tercerahkan dan upaya Rebranding dimulai dari setiap individu dalam memandang Sarkem” ujar Arif Hidayat
“Sarkem menurut beberapa literatur mempunyai dua arti, pertama Sarkem berasal dari sosok nama “Nyi Sarikem” wanita nakal tersohor saat itu, kedua Sarkem berasal dari singkatan pasar kembang,” ungkapnya.
Menjadi hal tabuh bagi kebanyakan kaum intelektual muda khususnya memaknai makna Sarkem selalu dibarengi dengan image negatif “Di tahun pertama masuk kuliah di Yogyakarta tabu rasanya mendengar kata Sarkem di tengah diskusi kemahasiswaan, tidak lain hal ini menjadikan saya semakin penasaran sebenarnya apa yang terjadi maupun melatar belakanginya seolah Sarkem menjadi momok trend setter kawasan merah Yogyakarta,” ujar Immawati Sena salah satu peserta diskusi dari kader PC IMM AR Fakhruddin.
Selanjutnya diskusi akan berlanjut sampai pada tataran praksis gerakan. “Pemberdayaan kawasan merah Yogyakarta adalah agenda berkelanjutan, mengundang Immawan-Immawati untuk bisa bersinergi pada agenda pemberdayaan selanjutnya,” ujar panitia acara. (Riz)