PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Dalam upaya menerapkan budaya karakter yang unggul bagi anak didik, SD Muhammadiyah Kutoarjo selenggarakan workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pada Jumat-Sabtu (28-29/12).
Kepala SD Muhammadiyah Kutoarjo Suprayitno menjelaskan bahwasanya budaya karakter yang diharapkan dimiliki anak didik diantaranya seperti bisa disiplin, belajar tanpa dipaksa dan beribadah dengan ikhlas.
“Harapannya adalah bahwa sekolah ini mampu menjadi rumah kedua bagi anak didiknya sehingga tidak lagi risau ketika datang ke sekolah justru mereka mengharap bisa segera masuk sekolah dan betah dengan setiap proses pendidikan. Ini merupakan visi ke depan dengan dengan adanya gerakan sekolah menyenangkan ini,” ungkap Suprayitno.
Workshop ini dihadiri oleh pencetus gerakan sekolah menyenangkan yakni Muhammad Nur Rizal dan Novi Poespita Candra dari Yogyakarta dimana sebagai pletak dasar gerakan ini. Gerakan ini merupakan gerakan akar rumput di dunia pendidikan yang telah direstui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk diterapkan.
Dengan sekolah menyenangkan akan dapat mengubah mind set sekolah dengan harapannya sekolah bisa menjadi rumah kedua bagi anak didiknya. Beberapa lembaga pendidikan terutama di Yogyakarta telah menerapkan gerakan ini menunjukkan peningkatan pada berbagai bidang hingga 200% dari masukan yang ada seperti SD Muhammadiyah Mantraman yang menyebar hingga tingkat wilayah Sleman.
Agenda workshop dibuka secara resmi oleh perwakilan Pelayanan Pendidikan Kecamatan (PPK) Kutoarjo yang turut memberikan apresiasi dan harapan dengan workshop ini bisa diterapkan. Adapun kegiatan ini diikuti oleh 90 an guru peserta yang berasal dari Sekolah Dasar Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo dan Sekolah Dasar Negeri di wilayah Gugus Diponegoro Kutoarjo yang turut serta berkomitmen bersama untuk bersama-sama menerapkan gerakan ini pada masing-masing lembaga pendidikannya.
“Besok harus berubah. Ini tantangan bagi guru-guru bagaimana sekolah adalah rumah kedua. Datang ke sekolah dengan penuh kesadaran diri, senang, tanpa tekanan, betah di sekolah, belajar dengan penuh jiwa, bersikap baik dan berprestasi. Kami berharap implementasi GSM ini mampu mengubah mindset SD Muhammadiyah Kutoarjo ke depan dan jadi pelopor pelaksanaanya hingga bagi seluruh wilayah kabupaten Purworejo,” pungkas Suprayitno. (Akhmad Musdani)