JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ikatan Pelajar Muhammadiyah saat ini tengah menghadapi tantangan perubahan zaman seperti era disrupsi bahkah era revolusi industri 4.0 era yang dinamis. Perubahan zaman tersebut menuntut IPM untuk terus berinovasi dalam gerakannya.
“Era disruption ini kita lihat bahwa pelajar sekarang haruslah inovatif, haruslah muncul ide-ide gagasan yang baru. Sehingga khususnya pelajar sekarang bisa menjadi karakteristik pelajar itu sendiri,” kata Ketua Umum PP IPM Hafizh Syafa’aturrahman dalam pidato iftitahnya setelah pelantikan PP IPM Periode 2018-2020.
Prosesi pelantikan dan serah terima jabatan dilaksanakan di Aula KH Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Hafizh menyebutkan telah terjadi pola perubahan kebiasaan pelajar yang dulu senang bermain di lapangan menjadi lebih suka bermain gawai. Oleh karena itu, katanya, diperlukan inhibition control yang harus dimiliki pelajar saat ini.
“Ketika dulu kita, saya mengalami ketika masa SMP – SMA kita bermain di lapangan melihat matahari terbenam ketika itu kita sadar harus pulang, bersih-bersih, sholat, mengaji, dan berkumpul bersama keluarga ketika waktu maghrib,” ungkapnya.
“Saat ini tidak ada lagi main di luar, hanya diam di kamar dan asyik dengan gadgetnya,” imbuh Hafizh. Efek dari sanalah yang membuat tidak baiknya pelajar di masa depan, atau pemuda sehingga kehilangan karakteristiknya.
Kemudian Hafizh mengimbau kepada para kader IPM dalam memasuki tahun politik. Untuk mengedukasi pelajar yang notabene masuk kategori pra pemilih.
“Kita harus bentengi bersama-sama jangan sampai Ikatan Pelajar Muhammadiyah terkhusus pelajar-pelajar termakan politik praktis,” tegasnya.
“Mari kita jaga sesuai khittah bersama-sama berkolaborasi spirit itu kita bangun bersama, untuk membangun masa depan bangsa kita, untuk membangun IPM ke depan, sehingga menjadi negara yang baldatun thayibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya.(Riz)