JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menyampaikan pengantar Dialog Kebangsaan Lintas Agama bertajuk “Tantangan Agama dan Kebangsaan di Era Post Truth”. Dadang mengatakan bahwa Indonesia jauh sebelum kemerdekaan sudah multikultural. Negeri ini terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, bahkan agama.
“Dialog semacam ini perlu dilakukan diantara kita, karena kita bisa memahami betul bangsa Indonesia itu ditakdirkan Tuhan sebagai bangsa yang multikultur, yang sangat pluralis, yang sangat beragam,” katanya di Aula KH Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/1).
Agenda dialog tersebut merupakan kerja sama antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Gerakan Suluh Kebangsaan yang diketuai oleh Mahfud MD. Turut hadir menjadi narasumber yaitu Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Siti Ruhaini Dzuhayatin, dan Tokoh Lintas Agama Romo Beny Susetyo.
“Saking multikulturalnya kalau tidak dijaga, Indonesia mungkin akan sangat sulit menjadikannya satu kesatuan potensi untuk pengembangan dan kemajuan,” ungkap Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati itu.
Akan tetapi menurut Dadang, Allah Swt memberikan Indonesia satu tanah air yang sangat indah sehingga melahirkan karakter-karakter manusia yang sopan, sangat terbuka, ramah.
Dialog kebangsaan, masih menurut Dadang, perlu terus dilakukan. Apalagi di era post truth seperti sekarang ini yang menjadikan hoax terus merajalela. “Ini yang harus kita waspadai agar jangan terjadi kesalahpahaman dan kesalahpengertian di antara kita,” pungkasnya. (Riz)