BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Menghadiri Musyawarah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Sabtu (12/1), Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyebutkan Pemprov Jabar ingin mewujudkan Jabar yang berkemajuan atau disebut juga Jabar Juara. Musypimwil yang dihadiri oleh utusan dari seluruh PDM se-Jabar ini digelar di Hotel Grand Asrilia Bandung.
“Program kami lima tahun ke depan adalah ingin membawa Jabar menjadi Jabar berkemajuan atau, istilah kami, Jabar juara dalam segala bidang, tak hanya di dunia, tapi lahir dan batin. Tentunya kita menyadari bahwa membangun peradaban manusia tak bisa dilakukan hanya dengan satu elemen. Kami menyebutnya sinergitas penta helix, atau ABCGM, academic, business, community, government, dan media,” tutur Emil.
Pertama, academic, menurutnya, disini diperlukan peran para akademisi, bagaimana mereka menumbuhkan knowledge power yang lebih cepat, berkualitas tinggi, murah dan berfaedah.
Kedua, business, economic power. Saat ini kita memerlukan para pebisnis yang paham tentang pancasila. “Kalau bisnis tidak berdasar pancasila, maka sistem ekonomi yang berjalan akan seperti kapitalis, yaitu tidak peka sosial. Keadilan sosial tidak ada. Contohnya, Amerika. Ia negara kaya. Tetapi gelandangan dimana-mana. Ia bukan tak ada uang. Tetapi sistem yang berjalan di sana tidak bisa memecahkan permasalahan tersebut. Tak ada sila kelima,” tuturnya.
Ketiga, community. Masyarakat dan komunitas, social power. “Di sini Muhammadiyah mengambil peran dengan kekuatannya. Citra paling positif yang lekat dengan muhammadiyah adalah sebagai organisasi tertua di Indonesia.”
Keempat, government, political power, adanya peran pemerintah dalam memutuskan menggerakkan, melarang, mengambil kebijakan, dan sebagainya.
Kelima, media. “Sekarang media ini sangat luar biasa. Ia bisa mempersatukan, menginspirasi, dan memotivasi. Di satu sisi, ia bisa memecah-belah dengan berita hoax dan bohong. Membuat hidup kita disibukkan membahas yang tak perlu dibahas. Akibatnya, waktu kita habis membahas yang pipaseaeun (membuat keributan-red).”
“Pada akhirnya, pemerintah dan Muhammadiyah adalah setara. Kami, unsur pemerintah, adalah ⅕ perubahan, bertemu seperlimanya lagi di Muhammadiyah. Ditambah, Muhammadiyah memiliki bidang sosial, pendidikan dan ekonomi, ⅗ modal perubahan sudah dipegang oleh Muhammadiyah,” tegasnya. (nu)