Muhammadiyah dan NU Pantas Mendapat Nobel Perdamaian

Muhammadiyah dan NU Pantas Mendapat Nobel Perdamaian

Dok Riz/SM

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mendapat dukungan untuk meraih penghargaan Nobel Perdamaian. Kedua Ormas terbesar sangat berperan membangun masyarakat dengan berbagai kiprahnya termasuk dalam hal mewujudkan perdamaian.

Hal tersebut disampaikan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra dalam Seminar Internasional “Islam Indonesia di Pentas Global: Inspirasi Damai Nusantara untuk Dunia” di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Jum’at (25/1).

“Kedua Ormas ini sangat pantas untuk mendapatkan penghargaan Noble dalam bidang perdamaian,” kata Azyumardi. Turut hadir mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, Katib Aam PBNU Yahya Cholil Tsaquf, Mantan Presiden Timor Leste Jose Manuel Ramos Horta, Peneliti Arizona State University Mark Woodward, dan Direktur Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM Muhammad Najib Azca.

Menurutnya Muhammadiyah dan NU memainkan peran yang sangat penting memediasi antara negara dan masyarakat. Sebagai civil society kedua Ormas ini memainkan peran penting dalam membangun civil culture (budaya keadaban) yang selanjutnya mewujudkan civility (peradaban). “Hanya dengan civic culture dan civility ini demokrasi bisa tumbuh,” tandasnya.

Apalagi karena kemampuan ekonomi yang bertumbuh, ungkap peraih Commander of the Order of the British Empire itu, Muhammadiyah dan NU juga aktif di luar negeri. “Muhammadiyah aktif membangun sekolah dan rumah sakit di Myanmar, dan juga NU aktif di Afghanistan dan seterusnya,” imbuh Azyumardi.

“Potensi seperti ini yang kita kembangkan, Ormas-ormas ini dengan Perguruan Tingginya membuat jaringan terutama di Eropa dalam membangun Islamic Studies, di mana di situ bisa dikembangkan pemikiran-pemikiran Islam,” ungkap Azyumardi. (Riz)

Baca juga

Sumbangan Muhammadiyah dan NU dalam Perdamaian dan Demokrasi

Inspirasi Islam Damai Nusantara Berkemajuan untuk Dunia

Muhammadiyah dan NU Dinominasikan Raih Nobel Perdamaian

Exit mobile version