GARUT, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menghadiri peringatan Sewindu Pondok Pesantren Al-Furqon Muhammadiyah Boarding School Cibiuk Garut, Ahad (3/2). Kegiatan tersebut dihadiri oleh PWM, PDM, PCM, PRM, wali santri dan warga Muhammadiyah se-Garut.
“Dari MBS Al Furqon terasa ada denyut nadi pergerakan kemajuan yang luar biasa. Usia baru satu windu. Tapi sudah peragaan nahwu sharaf yang luar biasa tadi dari santri kelas dua. Sudah begitu fasih. Apalagi kelas di atasnya. Qari-nya lulusan dari sini dan ketua PCM Cilawu. Tari saman, Tapak Suci, Kokam. Bahkan trio pembawa acara yang luar biasa dalam 3 bahasa. Dengan fasih dan bagus. Itulah kader-kader kita yang akan melangsungkan pergerakan Muhammadiyah,” tutur Haedar mengawali pidato kuncinya.
“Kita hadir di sini untuk memberi dukungan kepada MBS Al Furqon untuk terus berkemajuan. Dari Garut, banyak lulusan Darul Arqam yang sekarang berlaga di kancah nasional. Generasi inilah yang akan menjadi penopang kemajuan Muhammadiyah Jawa Barat. Sebuah kebanggaan jika nanti dari muhammadiyah Jabar ini lahir AUM yang excellent, yang unggul. Ada Al Furqon, Darul Arqam, Baitur Rahmah, di Tasik ada At Tajdid, dan lainnya. PTM-nya ada UMB, UMTAS, UMC, UMMI, dan lainnya. Saya yakin, AUM-AUM ini akan besar dan unggul. Yang akan mengantarkan Muhammadiyah Jabar 10 tahun ke depan setara dengan tiga PWM yang leading, yaitu PWM DIY, PWM Jateng, dan PWM Jatim. Insya Allah Muhammadiyah Jabar akan jadi kekuatan yang membanggakan bahkan dalam kancah nasional,” paparnya.
Tema yang diambil dalam kegiatan tersebut adalah “Menuju Santri Berkemajuan”. Menurut Haedar, ini merupakan bagian dari Muhammadiyah berkemajuan. Muhammadiyah sejak kelahirannya hadir untuk menjadi gerakan Islam yang membawa kemajuan peradaban umat dan bangsa. Karena pada saat itu, dan sekarang kita masih rasakan, umat Islam di Indonesia adalah mayoritas. Data pada 2010 menunjukkan, dari 243 juta jiwa jumlah seluruh penduduk Indonesia, dan sekarang 261 juta jiwa, 88,21%-nya adalah muslim. Berarti ada sekitar 222 juta jiwa muslim di Indonesia. Mesir 60 juta jiwa, 90%-nya muslim. Saudi Arabia 20 juta jiwa. Uni Emirat Arab 3 juta jiwa. Betapa besar jumlah penduduk Indonesia yang muslim. Negara muslim terbesar di dunia.
Dulu kekuatan Muhammadiyah diantaranya adalah kekuatan niaga, wirausaha. Muhammadiyah ke Garut pada tahun 1923. Dimana ada wirausaha, di situ Muhammadiyah hidup. Di Pekajangan Jateng, Padang Panjang Sumbar, Makassar, di Aceh pada tahun 1921, dan pada tahun 1926 Muhammadiyah sampai juga di Papua, tepatnya di Merauke.
“Zaman terus berjalan. Dan kita masih merasakan ketertinggalan dalam banyak hal. Oleh karena itu, Muhammadiyah hadir untuk menebar Islam yang berkemajuan,” ujarnya. (hidayahnu)