Pasar Tradisional Rasa Online

TASIKMALAYA, Suara Muhammadiyah – Warga Muhammadiyah Kota Tasikmalaya berkumpul di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) dalam rangka sosialisasi traditional market online oleh Majelis Ekonomi PDM Kota Tasikmalaya, Rabu (6/2). Terhitung jajaran PDM, ketua majelis dan lembaga, ketua PCM, dan juga perwakilan berbagai Ortom dan AUM di lingkungan PDM Kota Tasikmalaya hadir dan mendengarkan dengan antusias pemaparan dari Ketua Majelis Ekonomi PDM Kota Tasikmalaya.

Mengawali sambutannya, Ketua PDM Kota Tasikmalaya, Syarif Hidayat menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan yang berkemajuan harus senantiasa mengikuti perkembangan zaman.

“Di Muhammadiyah, semua sudah ada. Pendidikan, kesehatan. Kita tinggal elaborasi. Majelis Ekonomi menawarkan metode baru. Yang sudah nge-trend. Menggunakan aplikasi. Kita tinggal unduh saja. Kita sambut baik,” ujarnya.

Dengan adanya aplikasi ini, ia berharap, semoga di Muhammadiyah makin tampak kegiatan sosialnya. Makin mudah berinteraksi. “Kita harus optimis. Think big. Start small. But right now. Banyak contoh perusahaan yang dimulai dari hal-hal kecil. Seperti Dubai. Modalnya hanya 3 S. Sun, sea, sand. Dan hasilnya adalah Burj Khalifa. Karena the core of the entrepreneurship is creative,” tegasnya.

Ketua Majelis Ekonomi, Yusuf Abdullah memaparkan perihal rencana traditional market online yang digagasnya.  “Kami melakukan survey terhadap 100 tukang sayur di Tasikmalaya. Setiap hari transaksi mereka rata-rata mencapai angka 1 juta. Keuntungan rata-rata 350-500 ribu per hari. Jam kerja mereka rata-rata mulai pukul 04.00-09.00 pagi. Kita temui gerobak di hampir tiap ruas jalan. Beranjak dari sini, muncul ide untuk membuat aplikasi gerobaksaya.com,” paparnya.

Aplikasi Gojek, tambahnya, sudah dimiliki investor besar. Grab milik asing. Buka lapak dengan mitra lapak-nya. “Muhammadiyah ingin masuk ke tukang sayur saja dulu dengan aplikasi gerobaksaya.com yang kami rancang,” tambahnya.

Konten sekarang yang terdapat dalam aplikasi tersebut adalah memfasilitasi tukang sayur, konten kuliner, home industri, dan jasa meliputi perbaikan listrik, ledeng, dan lainnya.

Praktiknya, pembeli tinggal klik, maka akan direkomendasikan penjual yang sering melewati daerah kita. Keuntungannya, bagi pembeli tidak ada ongkir. Karena sistem akan mengarahkan penjual yang biasa lewat di sekitar kita. “Penjual membuat akun di aplikasi ini dengan terlebih dahulu menyertakan rute yang biasa dia lalui dengan mengklik titik-titik di google map,” tutur Dadang, developer yang menggarap aplikasi ini.

Keuntungan bagi penjual adalah dimudahkan ketika dia belanja. Biasanya ia ke pasar, membeli barang, dengan spekulasi ‘mungkin ini yang laku’. Dengan menggunakan aplikasi gerobaksaya.com, maka tingkat spekulasi akan menurun. Karena barang yang ia beli sudah berdasarkan pesanan pelanggan.

“Tujuan akhirnya adalah kita memiliki info perilaku pasar, baik pedagang maupun pembeli. Karena sebenarnya harga pasar itu dibentuk oleh tukang sayur, oleh pedagang kecil,” tutur Yusuf.

Tantangannya, tukang sayur belum menggunakan android atau gaptek. “Oleh karena itu, aplikasi ini user friendly. Dibuat semudah mungkin untuk diaplikasikan. Kita sudah sediakan data master barang tradisional dengan harga taksiran kita. Penjual tinggal klik. Tak perlu memfoto sendiri, lalu upload sendiri. Tapi bagi yang sudah terbiasa dengan android, maka ia bisa memfoto sendiri dan mengupload barang dagangannya. Termasuk pembeli, dapat memfoto barang yang ingin dibeli, dan menyertakan tempat pembeliannya,” ujarnya.

“Jika harga yang kami taksirkan tidak cocok, maka dia bisa menggantinya. Ada fitur ubah harga. Bahkan pembeli pun bisa melakukan nego dengan mengedit harga di fitur ubah harga. Nanti akan muncul notifikasi ke penjual bahwa pembeli ini melakukan edit harga. Jadi konsepnya memang pasar, ada tawar-menawar, tidak meninggalkan ketradisionalannya,” papar Dadang.

Dalam pelaksanaannya, Majelis Ekonomi akan menggandeng LPCR. Di Kota Tasik ada 12 PCM dan 36 PRM. Setiap Cabang dan ranting akan didata, siapa warga Muhammadiyah yang sudah memiliki kios atau toko. Mereka diprioritaskan untuk diajak bergabung menjadi pelopor pengguna aplikasi ini. Walau tidak memungkinkan adanya newcomers yang ikut meramaikan. Dengan deposit minimal Rp 50.000,- warga dapat mendaftar menjadi penjual. Dana tersebut digunakan untuk modal belanja, bisa di top up berapa saja dan kapan saja. (nu)

Exit mobile version