BENGKULU, Suara Muhammadiyah- Alhamdulillah Tanwir Muhammadiyah ke-2 berlangsung di Bengkulu pada 15 sampai 17 Februari 2019. Sekitar dua tahun lalu, diselenggarakan Tanwir Muhammadiyah di Kota Ambon-Maluku pada 24-26 Februari 2017. Dengan demikian dua kali dalam periode kepemimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2020 dilaksanakan permusyawaratan di bawah Muktamar, sebagai wahana membahas berbagai masalah organisasi yang sifatnya penting dan strategis.
Tanwir kali ini memiliki momentum daur-ulang Tanwir 2014 di Samarinda, ketika Indonesia memiliki pesta politik lima tahunan, yakni Pemilu 2019 untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden maupun untuk anggota legislatif DPR dan DPD. Iramanya sama yatu suasana hangat atau panas secara politik.
Politik kontetasi memang berlangsung saling tarik menarik dan bertanding layaknya perebutan gelar kejuaraan dalam olah raga yang melibatkan massa seperti sepakbola. Untuk Pilpres bahkan pertandingan ulangan yang melibatkan calon yang sama seperti El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona yang sarat nuansa ketgangan dan sering bertensi tinggi.
Kita berharap Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu menjadi momentum membangun keseimbangan dan harmoni di tengah tahun politik yang beraroma El Clasico itu. Melalui Tanwir Muhammadiywh mengembangkan atmosfir politik kebangsaan yang arif-bijaksana, rasional, cerdas, dewasa, harmonis, memupuk kebersamaan, dan mengutamakan kepentingan bangsa serta keutuhan Persyarikatan secara elegan.
Sebaliknya dari Tanwir Muhammdiyah tersebarkan sikap bertanggungjawab untuk mencegah atau menjauhi politik adu jotos yang bermuatan saling menegatifkan, menjatuhkan, dan bermusuhan yang merugikan semua pihak lebih-lebih bagi bangsa dan negara. Di sinilah pentingnya anggota Tanwir bijak dan tidak partisan. Simpanlah pilihan politik masing-masing di dalam hati, tidak perlu diekspresikan di arena Tanwir, termasuk melalui simbol jari dan lainnya. Terlalu murah jika Tanwir dibawa dalam suasana politik partisan.
Konsentrasi Tanwir tidak boleh terpecah oleh suasana politik. Sikap positif dan seksama sangat diperlukan dari semua peserta Tanwir agar tetap menjaga marwah Tanwir sebagai pranata permusyawaratan para elite Muhammadiyah yang mencerahkan sebagaimana istilah “tanwir” berasal. Mencerahkan hati, pikiran, sikap, dan orientasi tindakan untuk memperbincangkan hal ihwal organisasi yang penting dan strategis bagi kemajuan Persyarikatan sekaligus membawa kemaslahatan bagi umat dan bangsa.
Jagalah suasana Tanwir dari hiruk-pikuk politik partisan yang tidak senapas dengan Kepribadian dan Khittah.
Dari Tanwir sebarkan pesan-pesan kebajikan, kedamaian, dan pemikiran kemajuan bagi Muhammadiyah, umat, dan bangsa. Muhammadiyah sangat dinantikan peran pencerahannya di tahun politik yang membelah ini. Apa yang sudah dilakukan para pimpinan Muhammadiyah selama tiga tahun lebih? Bahaslah program unggulan dan peran para pimpinan dalam sisa tahun ke depan jelang Muktamar 2020 yang tinggal setahun.
Posisikan selaku pimpinan pembawa gerak Muhammadiyah, bukan membawa misi politik dan kepentingan lain. Memang Muhammadiyah perlu ambil bagian dalam percaturan pilitik kebangsaan, tetapi bukan poliik partisan yang menjadi tugas partai politik dan tugas para politisi.
Karenanya sungguh niscaya Tanwir Bengkulu menjadi titik temu seluruh energi positif seluruh pimpinan Muhammadiyah untuk mencerahkan kehidupan umat dan bangsa. Termasuk mencerahkan warga Persyarikatan.
Lebih-lebih dengan tema “Beragama yang Mencerahkan”, maka dari Tanwir Bengkulu harus lahir pesan-pesan keislaman yang mencerahkan disertai gerak seluruh pimpinan Muhammadiyah dalam membawa Muhammadiyah sebagai Gerakan Pencerahan yang Berkemajuan! (hns)